Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Jumat, 19 Oktober 2012

Bahkan yang Terdekat Sekalipun


  Kita semua pasti punya teman kan? Mereka yang menemani kita saat suka  dan duka. Mereka yang selalu ada memberi warna di hari-hari kita. Mungkin ada beberapa di antara mereka yang lebih dari sekedar teman. Ya, sebut saja mereka sahabat. Mereka yang selalu ada di saat kita butuh mereka. Mereka yang selalu siap sedia membuka tangan mereka saat kita membutuhkan pertolongan. Mereka yang selalu bisa diandalkan saat kita ada dalam pergumulan.

        Kita bisa dipastikan sering bercanda ria bersama mereka. Karena mereka memang dekat dan terus terlibat dalam hari-hari kita. Ya, setidaknya sampai hari ini. Namun, dibalik candaan kita. Pernahkah mereka berkeluh kesah tentang ketersinggungan mereka waktu kita hendak melucu, atau sekedar main-main semata?

        Mungkin kita tak ada niat sama sekali menyakiti perasaan mereka. Mereka, teman terdekat kita, pasti pernah terluka oleh cara kita berbicara, dan berperilaku. Pernah terpikir? Pernahkah terpikir bahwa candaan kita terkadang berlebihan. Bhakan yang terdekat sekalipun, mereka tentu masih punya perasaan. Gunakanlah semua indra yang kita miliki dengan benar. Jangan sampai 1 diantaranya merusak atau bahkan memutuskan tali persahabatan sama sekali di antara kita, padahal atas dasar ketidaksengajaan.

        Bahkan yang terdekat sekalipun. Sesering apapun kita tertawa bersama mereka.Sesering apapun kita bergurau bersama mereka. Kita harus tau sampai batas mana kita boleh bercanda dan bergurau. Kita tak perlu menunggu sampai kita dan mereka merasa jauh, baru kita sadar kalau gurauan kita sudah menyakiti mereka. Mereka, sama seperti kita. Bisa tersinggung, kawan. Maka dari itu, jagalah tali persahabatan yang sudah terjalin selama ini. Jangan coba sekali-kali untuk merenggangkannya, atau memutuskannya. Sebelum kita menyesal, bahwa mereka memang berarti dalam hidup kita. 


(Melva)