Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Minggu, 21 Desember 2014

Cappucino dan Kamu

Sore ini aku menghabiskan hampir 1 jam me-time ku di sebuah starbucks di kota yang cukup ramai ini. Perlu kuberitahu bahwa starbucks ini adalah starbucks yang paling nyaman dan lengkap. Usianya mungkin baru 1 tahun, aku sendiri baru menjadi pelanggan tetapnya setelah 5 bulan belakangan.

Hari ini aku tak mempunyai banyak kegiatan dikarenakan beberapa kegiatan yang seharusnya kulakukan sedari tadi tiba-tiba saja dibatalkan karena beberapa alasan tertentu. Disini,  dari tempatku duduk aku bisa melihat deretan kendaran pribadi menunggu antre an untuk keluar dari palang pembatas mall.

Aku sedang duduk sendiri memandangi kesemerawutan jalanan yang mulai padat dikarenakan angkutan umum yang berhenti sekenaknya dan beberapa kendaraan yang terlalu lama menghabiskan waktu untuk segera meluncur ke jalananan dari tempatnya terparkir.

Selasa, 16 Desember 2014

Sebuah Surat di Malam Hari

Kepada kamu laki-lakiku yang beraroma manis semanis coklat.

Aha, aku tak tau bagaimana harus menjelaskan bagaimana wangi parfummu. Sebenarnya itu tak seperti coklat, aku hanya tak tau bagaimana menjelaskannya selain dengan makanan kesukaanku itu. Kau membuatku candu. Kau seperti coklat. Kau manis. Sungguh!

Kau baca baris pertama tulisanku di atas kan? Iya, itu untuk kamu. Laki-lakiku. Boleh aku panggil demikian?
Aku tau aku bukanlah kekasihmu, dan juga sebaliknya. Aku hanya suka mengalamatkan panggilan itu untuk kamu. Sekali lagi biar kutegaskan, terkhusus untuk kamu. Dan kupikir-pikir apa yang kita jalani selama 18 bulan terakhir sudah cukup memberikan image bahwa kita adalah sepasang kekasih. Untuk setiap obrolan, guyonan, percakapan serius, dan setiap pertengkaran yang tak jarang membuatku meneteskan air mata.

Minggu, 07 Desember 2014

Mungkin Rindu? Pasti!

Entah angin apa yang membawaku ke tempat dimana aku dan kamu dulu menghabiskan senja sambil membiarkan malam pelan-pelan datang menghampiri. Hmmm, mungkin rindu.

Aku pergi ke tempat kita biasa berbagi cerita sambil melepas rasa lapar dan dahaga. Aku pergi ke rumah makan yang terbilang biasa saja dan bisa dikatakan masih tegolong sederhana, tempat kita biasanya makan sambil bercanda ria. Berdua.