Bintang sudah mulai menghilang dibalik awan
yang mulai kelihatan suram di langit kelam malam ini.
Bulan pun tak tampak lagi.
Sepi...
Sunyi...
Sepi...
Sunyi...
Hanya selimir angin dan gemersik rerumputan
yang disinggahi jangkrik dan juga kodok yang berbunyi.
Malam ini gelap.
Adalah dia yang sedang sendiri menepi di
sudut kamar.
Membisu dan diam tanpa sepatah kata. Suku
kata pun tidak.
Kulihat dia menopang dagunya dengan malas.
Tak ada gurat senyum dikedua belah bibirnya.
Air mukanya juga tak menggambarkan apa-apa.
Bujang?
Gubukmu?
Atau isi perutmu?
Kenapa dia masih diam?
Apa dia mulai bosan dengan cerita hidupmu
yang terlalu kompleks?
Oh, aku tau…
Pasti dia sedang merajut benaknya, menyulam
kisah tentang hidupnya yang manis. Dulu.
Itu kan dulu. Dulu. Dulu sekali.
Atau...
Dia sedang memikirkan 2 malaikat terhebatnya
yang tak tahu entah dimana rimbanya?
Atau...
Dia sedang memikirkan labuhan terakhir
hidupnya?
Atau...
Dia sedang memikirkan kesendiriannya yang
pelan-pelan menggerogoti kewarasannya?
Maksudku dia memang sebatang kara selama 8495
hari usia hidupnya.
Ah, aku tak bisa menebak apa yang sedang
dipikirkannya.
Oh, dara? Bicaralah!
Mungkin aku bisa jadi pendengar ceritamu yang
paling setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar