Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Senin, 21 Juli 2014

JATUH CINTA DALAM DIAM

Well, ini adalah tulisan perdana aku dimana aku menempatkan diri dari POV (point of view) yang berbeda. Apa maksudnya? Baiklah, tulisan yang bakal kamu baca dibawah adalah tulisan dimana POVnya adalah seorang laki-laki (yeps, laki-laki (kan biasanya aku nyeritain kisah dari sudut pandang perempuan, kalo ini dari POV laki-laki)) yang jatuh cinta diam-diam dalam diam pada seorang gadis 1 kampusnya.

Terimakasih untuk mbak Eka yang dengan besar hati udah minjemin novel-novel kecenya. Berkat “Still” nya Esti Kinasih, “Sisi Merah Muda” nya Mira W, “Sunshine Becomes You” nya Illana Tan, dan “Fate” nya Orizuka, akhirnya terbitlah rasa semangat yang berkobar-kobar untuk ngisi ini blog lagi. *wink*

Duh, pliss, aku bisa melihat tatapan kalian, fellas. I need ur critic and some advise instead pandangan sinis yang mungkin bisa membunuhku kalau saja pandangan dari mata mempunyai potensi untuk membuatku tak bernyawa. Hahahha. Aku kebanyakan bercerita yaa?Lets check it out!

“Hey, gadis “sapaku pada pigura kecil di atas meja belajarku yang warnanya kecoklatan. Kupandangi wajah cerianya sejenak. Lalu aku beralih pada sosok disebelahnya. Kurasa mereka sangat amat cocok untuk bersanding berdua—lebih dari sekedar teman. Seketika ada perasaan hangat yang menjalar ke dalam dadaku saat memikirkan sosok manis berambut hitam panjang yang ada dalam frame putih itu.

Kamis, 17 Juli 2014

Dear, Kesepian...

Dear kesepian…
Selamat malam, kata yang berjumlah 8 huruf yang maknanya sudah kunikmati selama beberapa tahun belakangan.

Kini, sedang kunikmati “Back To December” Taylor Swift. Ah, cocok sekali. Ia mampu memberikan sesal di musim dingin yang waktu itu hampir saja kulewati dengan bahagia bersama sosoknya. Hampir. Hampir.

Coklat yang sudah nyaris kunikmati lumerannya tiba-tiba berganti kesan seperti makanan yang tidak kusukai seperti pare atau daun papaya yang direbus persis seperti buatan mamaku saat kudengar liriknya semakin lama memanggilku untuk tenggelam dalam kepahitan itu.

Kepada...

Selamat pagi, kilau embun yang tampak cantik diterpa sang mentari pagi...
Selamat pagi, rumput  basah yang wanginya tak tertandingi...
Hahaha... Bahkan rumput pun bisa kurasakan aromanya semerbak...
Aku hanya sedang berbunga-bunga-jatuh cinta.

Tidurku semalam mengingatkanku pada sosok hangat itu lagi.
Aku memang menginginkannya, jadi wajar saja jika aku memimpikannya lagi dan lagi.
Jangan tertawa!
Mungkin aku bodoh, memfokuskan harapanku penuh untuknya.
Mungkin aku tolol, rela dipermainkan untuk kesekian kalinya.
Dan aku berterimakasih pada cinta, terimakasih untuk menelanku jadi korban yang  selalu membutakan persepsi sayang.

Minggu, 13 Juli 2014

Hujan dan Kamu

Adalah sebuah kepahitan yang hujan selalu sediakan untukku dalam setiap rintiknya yang turun membasahi bumi.
Perlahan tapi pasti,,,
Aku hanya bisa diam dan tenggelam didalamnya.

Ya…. Ini tentang hujan dan kamu.
Aku sejujurnya tak tau apa yang salah dengan hujan.
Hanya ada beberapa kenangan yang tersimpan dibaliknya. Dan itu pun tak semanis yang dulu. Maksudku, mengapa hujan selalu dan mampu menghipnotisku untuk berada dalam lingkaran hitam cerita lama?
Hujan selalu mampu membuatku terpuruk dalam kenangan buruk masa lalu.
Hujan selalu mampu membuatku kembali merasakan luka yang masih menganga di ulu hatiku.