Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Selasa, 31 Desember 2013

Welcome to 2014

Selamat pagi, 1 Januari 2014.

Oksigen pertama yang kuhirup pada pagi yang terlalu pagi ini jelas saja masih sama dengan hari-hari sebelumnya.
Ah, selamat tinggal 2013. Kututup kemarin dengan mood kelabu dengan beberapa pertanyaan atas masa lalu.

Welcome, 2014.
Banyak pertanyaan yang muncul gitu aja pagi ini buat aku, atau bahkan buat kamu.
Apa kamu bisa jadi lebih baik, atau sama saja dengan tahun kemarin, atau bahkan lebih buruk dari itu?
Apa kesehatan akan mendukung untuk setiap aktifitas tahun ini, atau justru sebaliknya?
Atau…
Apa kesendirian bisa diakhiri tahun ini?
Apa mantan sudah bisa ditempatkan pada tempatnya?
Apa single udah jadi kesenangan tersendiri?
Apa bakal punya admirer di tahun ini?
Apa pacar yang seperti dia masih patut diperjuangkan? (for those who have a-creature-that-is-called-as pacar)
Apa duit jajan bakal naik dari tahun sebelumnya?
Apa sleepless bakal tetap jadi agenda umum tahun ini?
Well, well , well…
Every  single of us might have our own questions toward this life.

Berhenti berharap terlalu banyak dengan hal yang belum pasti!
Berhenti overthinking!
Berhenti memikirkan orang yang jelas tak memikirikan kita!
Behenti menguap di kelas!
Berhenti jajan sembarangan!
Berhenti malas makan!
Ah, oke, mungkin bukan berhenti (kalo gak bisa)>>> unconsistent.
Tapi at least, maybe you haveto try to reduce it…

To be honest, has no much inspiration in this early morning.
But then, rasanya pengen aja nge-post di hari pertamadi 2014 aku yang masih tanda tanya (?).
Yours are the same actually eventually yeaah…

Baiklah, dengan berkhirny lagu both of us yang lagi aku dengerin ini, aku juga mo mengakhiri tulisanku ini dengan pertanyaan (yang mungkin (sangat)nggak nyambung dengan itu lagu.

Are you ready to face this year heey?????

Cheers,


Melva

Senin, 30 Desember 2013

My 2013

Good morning my last day in 2013…

Aaah, kinda sweet to wake up this morning.
Even though I just sleep about four hours from 4 a.m until about 7past about. Well, then…
In this calm morning, Im gonna share you about my random thoughts toward my random life.

O yaa, semalam tadi aku tidur di kost nya Fera lho. Why? Because I wanted to do my final research of LA alias Language Acquisiiton. Ngerjain tugas bareng-bareng sama si Fera and Susi sampe subuh, dengan beberapa telfon dari temen-temen sekelas yang lain, dan jelas telfon dari mama.


Whooaaaa…
It seems that I am a SUPER woman.
Why I say so?
Itu tugasnya udah sebulan yang lalu di notice dengan dosen yang bersangkutan. But then, barulah semalam tadi aku menangis, mengenangmu, mengingatmu. Duh, bukan. Baru semalam tadi aku ngerjain yang bener-bener ngerjain itu PT alias Processability Theory.
Itu juga gegara deadline nya jatuh ini hari. LOL
Not need to imitate this one somehow guys and gurls.

Seandainya, Pienemaan nggak proposed itu theory, mungkin aku n teman-teman yang lain nggak perlu ngelakuin itu research. 
Dear, Manfred Pienemann, why you have to be that so clever one? LOL. XD

Jadi, disinilah saya dengan baju tidur hasil pinjaman dari Fera, dan ini belom mandi. Ya wajar lah kan yaa baju nya minjem, namanya juga nginep dadakan.
But then, fortunately, tetangga aku yang baik hatinya, yaitu Lega ngebawain bajuku dari Paal Merah sana ke tempat ini, Mendalo-gonna-be-city. Ayeeey. 
At least, aku gak harus pakek baju kemarin lagi. Hihihihi. XD

Di sudut kamar ini ada Helen yang lagi serius bebangetan main game. Zuma kurasa. Fera and Susi lagi ke kampus. Si Susi lupa attach file ny semalam. So, dia mau nemuin dosen LA. Duh, Susi,,, I hope all is well to you and us. Amien. :')

Duh, kebanyakan basa-basinya nya yaa.
Tapi, apapun itu seenggaknya udah lega gegara tugas LA udah sent away.

Hm,,, 2013..
What do you think about this year?

Buat aku pribadi, susah sekali rasanya untuk menjelaskan tiap inti dan detail dari tahun ini.
Rasanya, 1 tahun ini aku belum ngelakuin apapun yang disebut sebagai “resolusi” dari tahun 2012 kemarin.
For the worse, ky’ nya kemunduran aja yang ada tahun ini. L
Seriosly… L

Tahun ini…
Kurasa semester 5 ini adalah semester terberat yang udah aku jalani, ya, seenggaknya sampe saat ini. Ok, I know that next semester even be harder. Tapi, yang semester ini aja rasanya udah mo mimisan, jatuh bangun, dan  berdarah-darah gegara tugas yang buanyaaaaaaak buanget. Okay, you can say it’s as lebay. But beneran deh, semester ini bener-bener sukses buat mata pandaku makin cetar membahana luar biasa.

Go on…
Tahun ini rasanya (lagi-lagi) belum merasa jadi anak yang baik.
Pulang kuliah, ngajar,ketiduran, mandi, makan, buat tugas, tidur, lalu pergi lagi.
Yaaa, somehow I need to help my mother to do the housework ya kan ya  walaupun tugasnya numpuk kaya’ laporan keuangan perusaahaan di akhir tahun.
Mamaku udah ngoceh-ngoceh sih. Mama bingung bahkan sampe hari ini pun aku mesti masuk kuliah.
Oh, mama… that’s for real, you know.

Oke, lanjut…
Selain itu, rasanya gimana ya mo bilangnya.
I have so many privat problems that are impossible to be exposed here.
Those particular problems make me stronger at least, yaa hopefully.
Since those things happened, I wonder how I could be that one strong. It’s such a BIG WOW!

Patah hati…
Iya, tahun ini berhasil buat aku jadi single yang beneran single. Lagi bener mau sendiri. Dan emang nggak ada dekat sama siapa-siapa, dan mungkin memang nggak ada yang niat ngedekatin.  Oke, terserah. I am single, and why I have to ask it more and more?
Karena yakin –yakin ajalah kalo bakal ada yang suka n sayang sama aku selanjutnya. Entah itu kapan. Yihaaaa~~


Duh, rasanya tahun ini bener-bener miris. Banyak hal yang perlu direnungkan, tapi sadar lagi sih, aku, bahkan mungkin sebagian dari kita banyak yang cuma ngerenungin tanpa  ada real steps selanjutnya. Sampai kapan? Sampai kapan? Kapan-kapan? Ah!!!

*pukpuk*


Well, selamat datang tahun baru. 2014. Keep smiling then. Cheer up!!!


Best regards,



Melva :)

Minggu, 29 Desember 2013

Apa Kamu Mulai Kehilangan Keberanian 'Tuk Mengatakannya Padaku?

Selamat pagi, Minggu terakhir di 2013…
29 Desember 2013

Teruntuk, kamu…
Aku mungkin tak harus menyebutmu sebagai seorang sahabat, karena menurutku tak satu orangpun yang bisa kujadikan sahabat. Aku punya cara pandang tersendiri menyebut seseorang sebagai sahabat. Buatku, sahabat adalah dia yang rela berkorban apapun hanya untukmu. Dan, aku tak menemukan satu orang pun yang bisa kucap sebagai seorang sahabat.

Namun,
Jika aku harus memilih siapa yang jadi teman terbaikku. Mungkin kamu adalah satu diantaranya. J


Rasanya baru sebentar ya, ya, 2,5 tahun.
Kamu, apa pernah merasa benar-benar cocok denganku?
Aku tau, kadang aku menyebalkan, atau mungkin teramat menyebalkan bagimu, teman. Tapi, ya ini lah aku. Kau bisa tinggal saat kau merasa cocok dan nyaman denganku. Tentu, kau juga bisa pergi jika kau pikir aku hanya menyusahkanmu, membuatmu kesal, dan melakukan hal-hal buruk untukmu. Intinya, kau bisa pergi jika kau pikir aku merugikan bagimu.

Rasanya, ini adalah hari pertama dimana aku mengakui secara langsung bahwa aku mulai merasa sakit.. Dan rasanya ini adalah ahri pertama dimana aku menggunakan sosial media untuk menyampaikan maksudku padamu, karena jujur saja, aku belum siap untuk menjelaskannya secara langsung padamu dengan detail yang demikian. Kamu mungkin juga sakit. Kamu mungkin juga berharap bahwa ini akan jadi yang pertama dan terakhir kan?Kamu juga mungkin menegurku lewat aksara-aksara itu dikarenakan kamu belum pernah siap untuk mengatakannya langsung padamu. Tapi, pernahkah kamu bertanya sampai kapan kamu akan menyimpan rasa kesalmu dan menyampaikannya lewat sosial media saja? Sampai kapan kamu mau berdiam, atau mungkin bisa kusebut bersembunyi dan menegurku dibalik deret ‘”a” sampai “z” mu itu?
Kita tentu bisa bicara secara langsung. J

Aku tau, tulisan ini sedikit berlebihan, tapi jujur saja, kali ini aku serius.
Aku sendiri tak tau apa yang membawaku mengungkapkannya, mungkin karena ‘kabut’ pagi ini teramat tebal di pandanganku untuk beberapa orang lainnya, dan hal itu mengingatkanku padamu.

Pertanyaan terbesarku, apakah aku terlalu salah?
Memakai caption “me” “I’m just me,” sementara aku tak ada niat sama sekali untuk meyombongkan diriku ini pada dunia yang sama-sama sedang kita jalani.
Apa aku terlalu berlebihan dalam mengguyoni kalian dengan sedikit kekurangan itu? Kita sama-sama menertawakan dan mempertanyakan, pun mengolok-olok diri sendiri. Tak ada yang ingin kusakiti, sungguh. Dan tak ada alasan untuk menyakiti kalian dengan sengaja. Tapi, maaf saja jika kamu atau bahkan mereka merasa tersakiti. Maaf…

Kalian sudah jadi bagian terindah bagiku untuk masa kuliah yang jelas kau tau rasanya seperti apa, khususnya 6 bulan terakhir ini.

Lalu,
Kamu, apa mulai kehilangan keberanian untuk mengungkapkan bahwa kamu mulai tak menyukaiku?

Kamu, apa mulai merasa kepayahan menyatakan kekuranganku secara langsung?
Sosial media ada, dan kamu memanfaatkannya untuk menegurku.
Apa kamu tau, itu menyakitiku sebagai seorang teman.

Apa aku sudah jadi orang lain bagimu, sehingga kau sangat membutuhkan perantara untuk menegurku?

Aku terima saja jika itu hanya sekali, namun setalah kusadari, kamu melakukan itu bukan hanya sekali.

Apa aku bukan seorang TEMAN buatmu?

Apa aku sudah jadi sosok yang patut kau benci, meski itu hanya untuk hal-hal yang bagiku tak terlalu penting…

Aku, sebenarnya tak mempermasalahkan pandangan orang lain terhadapku, jika ada yang mengatakanku sombong dengan caption “me” ku itu, aku pasti akan merasa biasa-biasa saja. Aku tak terlalu peduli dengan apa yang orang lain katakan. Karena bagiku, tiap orang punya pandangannya masing-masing.

Tapi, ini kamu, kamu yang mulai risih dengan keberadaan dan tingkah-tingkah tololku…
Bagaimana mungkin  jika aku tak mempermasalahkannya?
Ini tentang kamu, TEMANKU, bukan mereka yang lain.

Mungkin hal ini tak perlu kukatakan, tapi asal kamu tau, aku bangga dan bersyukur punya seorang teman sepertimu.
Tulisan ini hanya kubuat agar kamu tau, bahwa kita TEMAN, kecuali kau tak merasa begitu.
Mulailah mencoba terbuka bagiku.
Aku tak melarangmu untuk membenciku, itu hakmu.
Tapi, tolong, jangan berpura-pura kau menyukaiku, sementara deret huruf disana dengan gamblang menyindirku.

Menurutmu, apa aku bukan lagi Melva yang kau harapkan?
Apa karena kita sesama Gemini, apa kita terlalu sama sehingga hal yang kecil pun bisa dengan hebat kita permasalahkan? Barangkali, terlalu cocok kadang justru berpotensi untuk berkonflik. Tapi, apa kita memang pernah benar-benar cocok? Khususnya buat kamu… :’)


Mungkin, mereka yang lain juga tetap berpikir aku tak seharusnya seperti ini. Tapi apa hendak dikata jika yang kurasa adalah demikian, teman?

Bagiku, dengan menyindirku berkali-kali lewat sosial media hanya menjadikan rasa tak nyaman ini kunjung berlanjut. Meski ini adalah hal-hal kecil bagiku. Tapi, jelas kamu tau, jika hal tersebut ditumpuk-tumpuk. Ya, perlahan tapi pasti, itu bisa saja membuat rasa tak nyaman diantara kita semakin berkepanjangan.

Tapi, ini bukan berarti kau mesti diam saja saat ada hal yang membuatmu tak suka. Justru sebaliknya, bicaralah padaku secara langsung. Sampai kapan kau bersembunyi dibalik sosial media itu?
Paling tidak, tidak melalui sosial media. Inilah alasan mengapa aku membeberkan apa yang kurasa sampai hari ini. J
Kamu bisa jujur dan mengatakannya langsung.

Terimakasih, untuk duasetengahtahun yang patut kusyukuri.
Terimakasih, telah menjadi satu dari pendengar terbaikku.

Jujur, aku bangga punya teman sepertimu. Dan benar, jika aku sangat tidak ingin ada konflik yang bisa benar-benar membuat kita jauh.

Maaf, jika aku belum jadi seorang teman yang baik buatmu.
Maaf, jika banyak hal dariku yang mengecewakanmu.
Terikamasih, kamu. :’)
Luv ya…

With love,

Melva.


Selasa, 10 Desember 2013

Move On

Heiyaaa,,, long time no see here...
Well, you all...
I just wanna post my poem in the Poetry class...
Ah, pliss,,,
No need to laught at me. >.<

Move On

The early sunset gazes at me,
Slow and slow, he leaves me,
Is there anybody who can see me?
That I only want to be me!

You were my sparkling dew,
You were the only that I knew,
Damn! I don’t know what I feel,
‘Til I realize it is only sorrow and ill.

You gave a bright live then the pain,
You give a sweet love then the vain,
Been exhausted, try to move,
Been tired, try to prove.

Hey, you! Wake up!
Hey you! Look up!
I… I… and I will!
Yeah, move on! Sure, I will!



With love,

Melva :)