Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Kamis, 17 Juli 2014

Dear, Kesepian...

Dear kesepian…
Selamat malam, kata yang berjumlah 8 huruf yang maknanya sudah kunikmati selama beberapa tahun belakangan.

Kini, sedang kunikmati “Back To December” Taylor Swift. Ah, cocok sekali. Ia mampu memberikan sesal di musim dingin yang waktu itu hampir saja kulewati dengan bahagia bersama sosoknya. Hampir. Hampir.

Coklat yang sudah nyaris kunikmati lumerannya tiba-tiba berganti kesan seperti makanan yang tidak kusukai seperti pare atau daun papaya yang direbus persis seperti buatan mamaku saat kudengar liriknya semakin lama memanggilku untuk tenggelam dalam kepahitan itu.

Dia sudah pergi…
Dan aku masih disini. Setidaknya aku punya pengganti,,,
Ya, kesepian ini. Aku heran, bingung. Hanya mencoba menghibur diri dengan mengulum senyum miris di kedua belah bibirku yang mungkin sebentar lagi akan berdarah jika kugigit lebih keras lagi sebelum senyum miris ini mampu mengembang.
Apa kesepian memang 1-1 nya teman yang tersedia untukku? Itu yang selalu kuperbincangkan dengan empat sisi kamarku yang warna catnya mulai memudar dari waktu ke waktu. Sama seperti rasaku pada dunia percintaan yang sama sekali mulai terasa hambar. Hey, bahkan aku tak punya siapa-siapa untuk bisa dipanggil calon kekasih. Ah, tololnya! Bagaimana mungkin aku bisa lupa?

Mungkin aku ditakdirkan berjodoh dengan “kesepian,” sosok yang tak bisa kusentuh, tak bisa kujamah… tapi selalu bisa menghadiahkan kepahitan yang akhir-akhir ini malah memberikan rasa kenikmatan pelan-pelan.

Aku lagi-lagi berbincang diam dengan sang tembok, apa benar? Apa benar kesepianlah yang aku butuhkan? Kesendirian ini pernah hampir memutuskan urat-urat asmaraku. Pernah hampir menghilangkan cupid cupid di dalam hatiku. Tapi sekarang, aku benar-benar jatuh cinta pada kesendirian. Bebas. Lepas.

Soal jodoh? Ntahlah… Setidaknya kubiarkan dulu sensasi kesendirian ini memberiku kejutan dengan nelangsa dan warna-warninya yang rupawan.

Ah, sial! Tidak! Aku sedang terlalu menghibur diri. Menghibur diri dengan cara berlebihan. Bagaimana mungkin kesepian bisa berwarna-warni? Toh yang kulihat sekarang hanya hitam, dan kadang menjadi abu-abu. Aku belum buta warna, dan belum buta hati.

Sekali lagi kutanya pada tembok kamarku, sampai kapan aku berjuang melawan kesunyian yang hawanya makin mencekam ini? Aku ketakutan. Mungkin lama-lama aku bisa mati kesepian. Tanpa perhatian, tanpa penjagaan, tanpa kasih sayang. Benar-benar sepi, sunyi, sendiri, lalu pelan dan pelan…. mati. M-A-T-I.

Kesepian, kapan kau mau pergi?
Bisakah kau gantikan sosokmu dengan menghadirkan dia lagi? Aku hanya ingin  sisa separuh duniaku yang hilang kembali…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar