Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Minggu, 21 Desember 2014

Cappucino dan Kamu

Sore ini aku menghabiskan hampir 1 jam me-time ku di sebuah starbucks di kota yang cukup ramai ini. Perlu kuberitahu bahwa starbucks ini adalah starbucks yang paling nyaman dan lengkap. Usianya mungkin baru 1 tahun, aku sendiri baru menjadi pelanggan tetapnya setelah 5 bulan belakangan.

Hari ini aku tak mempunyai banyak kegiatan dikarenakan beberapa kegiatan yang seharusnya kulakukan sedari tadi tiba-tiba saja dibatalkan karena beberapa alasan tertentu. Disini,  dari tempatku duduk aku bisa melihat deretan kendaran pribadi menunggu antre an untuk keluar dari palang pembatas mall.

Aku sedang duduk sendiri memandangi kesemerawutan jalanan yang mulai padat dikarenakan angkutan umum yang berhenti sekenaknya dan beberapa kendaraan yang terlalu lama menghabiskan waktu untuk segera meluncur ke jalananan dari tempatnya terparkir.

Selasa, 16 Desember 2014

Sebuah Surat di Malam Hari

Kepada kamu laki-lakiku yang beraroma manis semanis coklat.

Aha, aku tak tau bagaimana harus menjelaskan bagaimana wangi parfummu. Sebenarnya itu tak seperti coklat, aku hanya tak tau bagaimana menjelaskannya selain dengan makanan kesukaanku itu. Kau membuatku candu. Kau seperti coklat. Kau manis. Sungguh!

Kau baca baris pertama tulisanku di atas kan? Iya, itu untuk kamu. Laki-lakiku. Boleh aku panggil demikian?
Aku tau aku bukanlah kekasihmu, dan juga sebaliknya. Aku hanya suka mengalamatkan panggilan itu untuk kamu. Sekali lagi biar kutegaskan, terkhusus untuk kamu. Dan kupikir-pikir apa yang kita jalani selama 18 bulan terakhir sudah cukup memberikan image bahwa kita adalah sepasang kekasih. Untuk setiap obrolan, guyonan, percakapan serius, dan setiap pertengkaran yang tak jarang membuatku meneteskan air mata.

Minggu, 07 Desember 2014

Mungkin Rindu? Pasti!

Entah angin apa yang membawaku ke tempat dimana aku dan kamu dulu menghabiskan senja sambil membiarkan malam pelan-pelan datang menghampiri. Hmmm, mungkin rindu.

Aku pergi ke tempat kita biasa berbagi cerita sambil melepas rasa lapar dan dahaga. Aku pergi ke rumah makan yang terbilang biasa saja dan bisa dikatakan masih tegolong sederhana, tempat kita biasanya makan sambil bercanda ria. Berdua.

Minggu, 16 November 2014

Ketika Hujan Turun Sore Ini

Sore ini saat jarum panjang di jam analog hitamku menunjukkan angka 6, sementara jarum pendek hampir mendekati angka 3, aku bertekur dalam diam diantara 2 bangunan ruko di pinggir jalan kota yang tidak terlalu besar ini. Bangunan ini sering saya lewati saat saya hendak pergi ke kampus atau pasar. Saya sudah familiar dengan daerah ini. Bagaimana tidak? Sudah 21 tahun saya tinggal disini. Tak jemu dan tak bosan. Atau mungkin pura-pura tak bosan dengan keadaan yang ada agar tetap bisa terbiasa dan betah, jika saya harus menyebutnya sebagai betah.

Saya sedang sendirian berteduh. Saya biarkan motor saya terparkir sekenaknya di depan ruko. Asal joknya tidak terlalu basah terkena tampias hujan, biarlah.

Kamis, 13 November 2014

Senja Hari Ini

Aku berjalan mendekat kearah balkon abu-abu yang terpancang diperbatasan lantai paling atas kamar kos ku. Memandangi beberapa gumpal besar awan yang sedang menggantung dengan warnanya yang putih seperti kapas dilangit senja sambil mendengar musik dari headphone hijau besar yang terpasang di kedua telinga kiri dan kananku.

Lagu yang kudengar adalah soundtract satu film Disney! Kau tau kan? Si peri hijau itu. Lagu yang pas untuk petang kali ini.

 Jika saja aku adalah seorang peri, atau jika aku punya sayap seperti bidadari bak yang digambarkan serial anak atau seperti yang ditayangkan di beberapa sinetron televisi swasta, mungkin sudah kuhabiskan menit dan detik, jam dan hariku disana. Bercengkrama dengan langit biru dan bersenandung lewat desau angin yang kurasa akan cepat membuatmu merasakan kantuk.

Rabu, 15 Oktober 2014

Selamat Senja, Kamu

Selamat senja…

Bisa kulihat 2-3 awan membelah langit kemerahan sore ini, menggantung bak barisan anak domba yang berlarian dikejar tanpa arah.

Bisa kulihat pelan-pelan pendar jingga sang mentari merangkak melewati beningnya air sungai dimana kakiku sedang bermain dengan percik air. Cantik.

Soreku terasa begitu hangat. Cuaca yang terkesan begitu bersahabat, tapi tidak dengan hatiku. Kiranya suasana harmoni alam ini mampulah  mengusir sejenak keraguan dan tanda tanya yang sudah kusimpan dalam satu pekan belakangan. Sayang, tidak demikian.

Justru bening air yang begitu memikat mata, bunyi perciknya yang menyeruak sampai ke telinga, dan dinginnya air yang menjalar ke nadi dibalik kulit ini membawa seberkas ingatanku tentang kamu.

Sudah seminggu, kamu berlalu tanpa kabar. Sudah 7 hari, kamu menghilang bak di telan bumi. Sudah sekitar 168 jam kamu tak ada mengabariku, sepatah kata pun tidak. Kemanakah, kamu?

Padahal tak ada perselisihan yang berarti untuk 8 hari lalu. Tak ada perdebatan dan tak ada pertengkaran. Kita baik-baik saja, bukan?

Kamis, 18 September 2014

Kamu dan Nanti

Selamat pagi embun yang masih bergelayutan di dedaunan, selamat pagi burung yang baru saja mengerjapkan mata dari tidur semalam…

Hssshhh, selamat pagi, dunia kecilku yang baru hendak kumulai dari sini. Ya, tepi jalan, gang kecil dimana biasa aku menyerakkan lamunan dan harapan-harapan kecilku untuk setiap kantong-kantong pikiran yang mungkin hampir tumpah dari tempatnya.

Disinilah aku, masih dengan harapanku yang semu, dengan kamu sebagai tokoh utama cerita-cerita khayalan benakku. Aku masih bisa mendengar buncahan riang di dalam kepalaku yang menyuarakan dan meneriakkan namamu saat imajinasi menyulutku untuk berteriak dengan kencang menyebut namamu hanya karena 1 kata; rindu. Oh, tidak! Aku belum segila itu. Jadi tetap, kau masih kusimpan dalam lamunan dan khayalan singkatku sepeninggalankudari rumah menuju tempat tujuanku selanjutnya.

Sabtu, 23 Agustus 2014

Perahu, Kayuh dan Kita

Wusss… desir angin senja  yang semilir merayapi tubuhku.
Disinilah aku, diam, sepi dan sendiri.

Aku sedang duduk dibawah pohon beringin yang mungkin usianya dua kali usiaku. 

Ya, inilah caraku menghabiskan akhir pekanku –kala aku merindukan sosokmu dengan sangat.

Kulayangkan pandang pada danau yang jaraknya tak cukup jauh dariku. Ada biduk kecil dan kayuh yang catnya mulai pudar warnanya. Hmm, apa kau tau? Mungkin dulu senja pun cemburu melihat kita yang selalu bisa berbagi cerita dan kebahagian dalam tiap millimeter jarak yang kita raih dengan 2 benda itu.

Senin, 21 Juli 2014

JATUH CINTA DALAM DIAM

Well, ini adalah tulisan perdana aku dimana aku menempatkan diri dari POV (point of view) yang berbeda. Apa maksudnya? Baiklah, tulisan yang bakal kamu baca dibawah adalah tulisan dimana POVnya adalah seorang laki-laki (yeps, laki-laki (kan biasanya aku nyeritain kisah dari sudut pandang perempuan, kalo ini dari POV laki-laki)) yang jatuh cinta diam-diam dalam diam pada seorang gadis 1 kampusnya.

Terimakasih untuk mbak Eka yang dengan besar hati udah minjemin novel-novel kecenya. Berkat “Still” nya Esti Kinasih, “Sisi Merah Muda” nya Mira W, “Sunshine Becomes You” nya Illana Tan, dan “Fate” nya Orizuka, akhirnya terbitlah rasa semangat yang berkobar-kobar untuk ngisi ini blog lagi. *wink*

Duh, pliss, aku bisa melihat tatapan kalian, fellas. I need ur critic and some advise instead pandangan sinis yang mungkin bisa membunuhku kalau saja pandangan dari mata mempunyai potensi untuk membuatku tak bernyawa. Hahahha. Aku kebanyakan bercerita yaa?Lets check it out!

“Hey, gadis “sapaku pada pigura kecil di atas meja belajarku yang warnanya kecoklatan. Kupandangi wajah cerianya sejenak. Lalu aku beralih pada sosok disebelahnya. Kurasa mereka sangat amat cocok untuk bersanding berdua—lebih dari sekedar teman. Seketika ada perasaan hangat yang menjalar ke dalam dadaku saat memikirkan sosok manis berambut hitam panjang yang ada dalam frame putih itu.

Kamis, 17 Juli 2014

Dear, Kesepian...

Dear kesepian…
Selamat malam, kata yang berjumlah 8 huruf yang maknanya sudah kunikmati selama beberapa tahun belakangan.

Kini, sedang kunikmati “Back To December” Taylor Swift. Ah, cocok sekali. Ia mampu memberikan sesal di musim dingin yang waktu itu hampir saja kulewati dengan bahagia bersama sosoknya. Hampir. Hampir.

Coklat yang sudah nyaris kunikmati lumerannya tiba-tiba berganti kesan seperti makanan yang tidak kusukai seperti pare atau daun papaya yang direbus persis seperti buatan mamaku saat kudengar liriknya semakin lama memanggilku untuk tenggelam dalam kepahitan itu.

Kepada...

Selamat pagi, kilau embun yang tampak cantik diterpa sang mentari pagi...
Selamat pagi, rumput  basah yang wanginya tak tertandingi...
Hahaha... Bahkan rumput pun bisa kurasakan aromanya semerbak...
Aku hanya sedang berbunga-bunga-jatuh cinta.

Tidurku semalam mengingatkanku pada sosok hangat itu lagi.
Aku memang menginginkannya, jadi wajar saja jika aku memimpikannya lagi dan lagi.
Jangan tertawa!
Mungkin aku bodoh, memfokuskan harapanku penuh untuknya.
Mungkin aku tolol, rela dipermainkan untuk kesekian kalinya.
Dan aku berterimakasih pada cinta, terimakasih untuk menelanku jadi korban yang  selalu membutakan persepsi sayang.

Minggu, 13 Juli 2014

Hujan dan Kamu

Adalah sebuah kepahitan yang hujan selalu sediakan untukku dalam setiap rintiknya yang turun membasahi bumi.
Perlahan tapi pasti,,,
Aku hanya bisa diam dan tenggelam didalamnya.

Ya…. Ini tentang hujan dan kamu.
Aku sejujurnya tak tau apa yang salah dengan hujan.
Hanya ada beberapa kenangan yang tersimpan dibaliknya. Dan itu pun tak semanis yang dulu. Maksudku, mengapa hujan selalu dan mampu menghipnotisku untuk berada dalam lingkaran hitam cerita lama?
Hujan selalu mampu membuatku terpuruk dalam kenangan buruk masa lalu.
Hujan selalu mampu membuatku kembali merasakan luka yang masih menganga di ulu hatiku.

Rabu, 18 Juni 2014

Aku Benci Untuk Terjaga

Aku benci untuk terjaga.
Kau tau kenapa?
Saat aku terjaga, selalu ada atmosfer yang melingkupiku untuk mengingatmu. Ya, memang kamu tak mengenal waktu untuk ada dalam benakku. Tapi saatku terjaga, kau lebih nyata untukku. Selalu ada hal yang membuatku mengingatmu. Aku juga tak tau kenapa. Tak tau kenapa kamu jadi sosok yang paling susah untuk aku lupakan dalam perjalanan hidupku.
Mengapa kamu?

Aku benci untuk terjaga.
Lagi, kau tau kenapa?

Sabtu, 14 Juni 2014

Makna Lagu Half A Heart by One Direction

Hi, Sabtu
Hello, malam Minggu
Seperti biasa, aku masih nge-date sama laptopku. Masih mengencani beberapa snack ringan dan sambil mendengarkan lagu-lagu romantis yang sebenernya harus dijauhin biar nggak gegana (galau gelisah gulana) #halah

I am not that kind of girl kok
Cuma,,,, (isi sendiri)

Oke, mungkin titiktitik diatas bisa kamu isi dengan touchable.
Iya, peka (tanpa “k”).
Kenapa aku bilang gitu?

Adalah sbuah lagu dalam bentuk video yang diunggah seorang teman di satu jejaring sosial. Dan it’s such a wow… Kebetulan sih lagunya emang kece banget kalo soal buat galau. Ya misalkan pun gitu kamu nggak punya private experience sama itu lagu, tapi kalo emang menghayati dan peka seperti saya <gayanya> mungkin kamu bisa hampir menitikkan air mata.
Mungkin. Hahahaha.

Selasa, 10 Juni 2014

Apa yang Sedang Kau pikirkan, Dara?

Bintang sudah mulai menghilang dibalik awan yang mulai kelihatan suram di langit kelam malam ini.
Bulan pun tak tampak lagi.
Sepi...
Sunyi...
Hanya selimir angin dan gemersik rerumputan yang disinggahi jangkrik dan juga kodok yang berbunyi.
Malam ini gelap.

Adalah dia yang sedang sendiri menepi di sudut kamar.
Membisu dan diam tanpa sepatah kata. Suku kata pun tidak.
Kulihat dia menopang dagunya dengan malas.
Tak ada gurat senyum dikedua belah bibirnya.
Air mukanya juga tak menggambarkan apa-apa.
Apa yang sedang kau pikirkan, dara?

Rabu, 28 Mei 2014

Suatu Malam Ketika Aku Merindumu

Today I just want to share the lyric of a song that I like these recent days…
FYI aja sih, bahkan hari ini, ini lagu jadi nada dering sms di hapeku. #okeabaikan

This song is from @dwitasaridwita. Gatau dia siapa? Mungkin kamu bisa tanya mbah google. She’s a writer, singer, student, dan manusia biasa sama kea kita lah yang jelas. Cuma yaa lebih populer gitu deh yang jelas daripada aku, atau bahkan kamu. Lol. xD

Kalo kamu gaketemu muka dia ky' gimana, itu bukan berarti google chrome atau mozilla kamu ngadat. Simply, I can say that she's quite misterious.

Minggu, 25 Mei 2014

Jatuh Cinta?


Apa jatuh cinta bisa kualamatkan?

Apa jatuh cinta bisa aku rencanakan?
Kalau saja jatuh cinta bisa pilih-pilih, mungkin tak ada lagi yang merasa sakit lalu menangis lirih.
Kalau saja jatuh cinta boleh pikir-pikir, mungkin tak ada lagi yang merasa hatinya getir.

Maksudku, mungkin kita bisa menargetkan seperti apa calon pasangan kita nantinya..
Tapi, apa rasa jatuh cinta bisa kita jadwalkan? Pada waktu yang tepat, dan pun pada orang yang tepat?

Pertanyaan bodoh ini tak perlu kau jawab…
Aku hanya membayangkan, jika saja jatuh cinta bisa kuatur sedemikian rupa.

Senin, 19 Mei 2014

Aku Suka Senja


Aku suka senja.
Bisa kulihat bagaimana pelan-pelan ia merambat lewat sisa air hujan siang tadi yang menggenang dan membentuk kubangan yang hampir saja kuinjak jika aku tak hati-hati melangkah. Aku suka becek, sebetulnya. Membebaskan kedua kakiku untuk telanjang dan tenggelam didalamnya. Tapi sayang, umurku tak lagi mengizinkanku melakukan hal-hal liar itu. Apalagi ini bukan halaman belakang rumahku yang terkadang sempat direndam banjir jika hujan mampir sekitar 4 jam dengan derasnya untuk bertamu.

Hmm, tapi tak apalah, setidaknya hari ini senja bisa kunikmati dengan berjalan kaki dilorong rumah yang lengang terasa kali ini.

Aku sedang berada dibawah lampu jalan yang masih belum dinyalakan. Entah belum dinyalakan atau memang sedang rusak. Sudah 2 hari lampu-lampu ini tak hidup menyemaraki bagaimana semesta menyambut sang malam. Entahlah, aku tak mau berpikir banyak tentang lampu dan dia; sang malam.

Kulayangkan pandanganku kesekililing, aku sendiri. Tak ada lagi suara anak-anak yang biasanya masih sibuk menyeruak dan berseru dari halaman depan rumah atau di bawah pohon mangga di tepi jalan yang baru saja kulalui. Aku sebenarnya cukup perhatian dengan mereka. Tawa mereka, dolanan mereka, dan bahkan tangis mereka. Oh, Neptunus! Jujur saja, aku juga merindukan masa kecilku. Bermain-main di bawah senja. Bermain dan bergembira. Tawa, tangis, hiruk pikuk dan semuanya.

Namun, senja kali ini berbeda…
Mungkin hujan tadi sudah mampu mengurungkan niat mereka untuk berlarian dan berkejar-kejaran. Atau seperti biasa, orang tua mereka melarang langkah-langkah kaki kecil mereka keluar menyusuri jalanandi sore hari seperti ini.

Sepi. Sunyi. Sungguh! Maksudku, ini benar-benar sepi. Ya, sepi.

Tapi apa kau tau, teman?
Aku suka senja. Suka sinarnya yang mulai merekah dan membentuk gurat jingga yang begitu indahnya jika kau perhatikan di barat sana.
Aku selalu siap untuk jadi saksi bagaimana Sang Khalik mengganti langitnya dari biru lembut sampai gelap pekat jika dipandang dari bumi, setidaknya begitulah keadaan hari ini.

Sebelum hujan dan senja datang, langit dengan cantiknya berhiaskan awan-awan putih bak kapas yang jika kau perhatikan ada yang berbentuk emoticon senyum, pun ada yang bentuknya cupid yang siap melepaskan panahnya kea rah sebuah hati.
 Hari ini teramat luar biasa. Nyaman, tenang, dan tentram.

Kau tau?
Kala senja datang menghampiri, aku hanya mampu tenggelam di dalamnya. Menikmati pesonanya dan terpukai setelahnya.
Aku suka senja. Aku suka senja.


Rabu, 14 Mei 2014

Disudut Kamar

Aku bisa mendengar bagaimana riangnya detik jarum jam yang bergerak 360 derajat yang mungkin saja sedang menertawakan kediamanku. Aku bahkan bisa merasa bagaimana semilir angin yang bertiup dibalik dinding kamarku. Pelan-pelan kutarik nafas dan kuhembuskan kembali bersama oksigen yang ada di tempat teraman untukku.

Ya, aku disini. Sendiri. Seperti biasa.
Tak ada yang baru. Tak ada yang berubah.

Aku hanya suka berdiam dan berbicara dari hati ke hati dengan tembok diam yang sedang kuamati dengan seksama atau yang pun aku punggungi. Aku belum gila. Aku tau tembok tak punya hati. Hahaha.

Entah sensasi seperti apa ini. Aku hanya  suka berbicara dengan 4 sudut sisi putih dari ruang dimana ¼ atau 1/5 hariku kuhabiskan didalamnya. Bagaimana tidak? Muak rasanya berlama-lama dikeramaian sementara tak ada yang mampu mendengarkan. Jenuh rasanya berada dalam formalitas canda-tawa yang terdengar gurih, padahal sebenarnya sama sekali garing dibaliknya.

Menurutku dinding-dinding ini adalah pendengarku yang paling setia dan yang paling mengerti. Mereka memang tak punya hati, bahkan telinga untuk mendengar. Tapi, aku hanya ingin kamu tau. Bahwa benda mati pun bisa kau jadikan teman untuk meluapkan apa yang kamu rasa, atau sekedar mengungkapkan pikiranmu semata. Entahlah bagaimana harus menjelaskannya.

Aku duduk menekuk lututku. Ketakutan? Kedinginan?
Tidak juga, ini hanya kebiasaanku yang kulakukan untuk dapat waktu tenang.
Aku mulai terbiasa menjadikan mereka teman berbicara. Mereka lah yang berdialog denganku. Bagaimana bisa? Aku memimpin mereka berargumen dalam kepalaku. Aku memang suka soliloki. Apalagi dengan 4 sisi yang perlahan mulai pudar warnanya. Mungkin demikian juga dengan jati diri si dia yang sering memanfaatkan dinding-dinding beton tersebut.

Sering aku bersedih didepan mereka, menangis lalu tenggelam pelan-pelan dan masuk ke dunia mimpiku. Aku suka. Aku menikmati masa-masa pencarian jawaban atas setiap pertanyaan yang kulontarkan dengan 4 sisi dinding kamarku.

Disinilah aku…
Tak mau diganggu, tak mau dirayu.
Mungkin tak ada yang mengerti. Jelas, dan sudah pasti.

Terimakasih, empatsisikamarkuyangputihnyamulaimemudar.


Jumat, 25 April 2014

TIGA LANGKAH JITU UNTUK MENGHADAPI MASALAH MOVE ON DALAM PERCINTAAN


Syudabidabidu parampam pam,,,
Well, good late evening to those who still stay awake and make time to see my bad writing here.
Well, anyway, what thing which comes up to ur mind and bring u to see this post? Iseng? Kepo? Atau? Ah, syudahlah…
Well (oke, ini well yang ketiga)

Malam ini yang jelas gabakal bahas stiletto, atau tas Channel, atau sepatu Burberry dan hal-hal yang berbau fashion atau semacamnya –wait, aku kan juga bukan org yg typically fashionable kale, malah geek kali yaak-- #abaikan

Okay, I’m here just because I am feeling lazy to sleep even thought I do need to sleep because kamu tau kenapa? My tonsillitis lagi kambuh, then what? It makes me kena fever you know!

This nite, I am going to answer several questions from my friends toward the existence of ex yang belum bisa dilarikan pada tempatnya. What I mean is that they still cannot move on somehow… Uwooo… 

Hmm, move on is obviously easy to say, hard to explain, and even harder to do...


Anyway,,,judul yang aku bikin udah eye-catching belum? Semacam promosi apa gitu yah? #leaveit

FYI, gw lagi denger lagunya Tay yang Forever and Always. Keren lho,,, ugh,,, tapi aku mau  nge-cover lagu yang lain aja buat jadi postingan di souncloud. Tapi siapa yang bakal nge-gitarin yaaak? Duuuh, makin ngalur ngidul gajelas kan yaa???
OK!!! Back to our topic: discussing abt ex.

EX. Apasih ex? Kalo diliat dari formnya, kek nya gaguna. Apalagi translate an harfiahnya “bekas” tapi yaampun, aku gabakal pakek kata itu. Itu terlalu k-e-j-a-m. Mantan. Ya. Mantan. EX rasanya gampang, apasih cuma dua huruf doang; “E” and “X,” But hey peopleeee!!! It’s more than that 2 letters. Apalagi meaningnya buat para lover-lover yang gagal move on. Wuih, galaunya ber-letter2 (duh, apasih?) Ya, pokoknya they do feel galau when talking abt ex.

Baik, mari serius (ehem)
If your ex is still in a single situation but then there is/are some girls or boys around him/her, well we may smile-smile sedikitlah… Why? Because our ex mungkin aja masih pengen kita balik tauuuuk. Apalagi kalau misalnya masih suka sms dan telfon. Masih ngasih perhatian. Masih suka curi-curi pandang ketemu kamu baik di sekolah atau di kampus, atau bahkan pas beli tahu di took kelontong dekat rumah. Yihhaaaa. But that’s real lho. Trust me! It works! xD

I do believe that those who curhat to me pasti dan mestinya memang belum bisa move on. Duelah,,, bayangin aja coba, tiap ada sms, tangan langsung gratilan ngebalesin, idung kembang kempis kalo abis ditelfonin. Hahahha… Duh, aku bisa jahat juga yaa soal ngebully.

Okay, okay… simply, poin pertama kalau mantanmu masih sering sms dan telfon, serta belum juga jadian sama sapa-sapa sementara banyak banget khalayak yang ngedeketin we may think that si mantan mungkin masih ngarep sama kita karena ngerasa nggak ada yang lebih cocok dari kamu, para girls/boys!
Kalo kamu juga masih ngarep sama dia yaudah,,, hayuk lanjut lah untuk meneruskan CLBK alias CINTA LAMA BELUM KELAR. Ayeee…

Yang aku omongin sama perkara di atas sih mending, tapi gimana kalau????

Kalau si mantan ternyata jadian sama orang yang selama ini bisa kita bilang sebagai orang ketiga ???????????????????????????????????????????????????????????? 
Ini BERAT pemirsaaah!!!

Kiri kanan kulihat saja, galau dimana-mana. Well, I need to straight away abt this. Yuks, to the point aja:::::
Okay,,, the things that u have to do?

1. Make sure kalo dia dan kamu udah sama-sama ikhlas dengan berakhirnya hubungan kalian.

Duh, gimana yaa ngejelasinnya? Kadang tuh kegini: “kadang seseorang terlihat mencintaimu, padahal di sisi lain; sebenarnya dia mencintai orang lain.” It’s a WOW!!! Iya, kadang tuh si mantan ky’ PHP gitu tauk. Dia bilang pengen sama-sama kitaaa,,, eh, tapi ujung-ujungnya? Malah nanya, boleh nggak jadian sama si “anu”? What kind of person they are pemirsah?

          Tugas kamu adalah make sure kalau dia udah beneran ikhlas sama berakhirnya hubungan kalian,,, tapi yang lebih penting adalah KAMU. Kamu mesti ngeyakinin diri kamu apa kamu udah ikhlas atau belum buat nggak sama-sama dia lagi? Kalau misalnya belum, dan ternyata si mantan terindah tetep mau go on sama si org ketiga. Waduh!!! Elus dadamu banyak2 ya nak.

          Namanya juga hidup. Gabisa maksain kehendakmu seenak dengkulmu aja kan? You do need to think his/her willing. Yah, kadang kita temui alesan klise pada si mantan; “aku sebenernya masih sayang banget sama kamu, mau sama-sama kamu. Kalau aku bisa balik ke masa lalu, aku mau perbaiki semuanya. Tapi kalau liat kenyataan, aku udah jauh dari kamu, malah aku udah ada dalam lingkup dia. Dulu, pas aku minta kamu untuk ada buat aku, kamu malah nolak. Aku menyesali apa yang udah kejadian.” See what? Biasanya sih ini dibilang sama pihak laki-laki. Biasanya. Kalau dia udah ngomong gitu mah, sebenernya rada kesel kan yaa, ladies and gentlemen? Kalau dia beneran sayang, apalah salahnya mencoba lepas dari gelutan syetan duh, maksudnya si org ketiga tadi, dan nyoba buat sama-sama lagi dengan kita? Ya kan? But, this is the name of life. Gabisa maksain kehendak. *pukpuk*

2.   Jangan jadiin orang lain pelarian!

Then, after you know that ur ex is going to start a new story with the one you hate. You do need to think that u also need another one to be with… Yups, kalo mantanmu mau jadian, kamu nggak perlu ikut-ikutan jadian sama orang lain. Apalagi alesannya karena nggak mau kalah sama mantan. Maksudnya, kan ada tuh yang prinsipnya>>> kalo mantan gw udh pnya pacar, gw juga harus punya dong. Hello, you! Love is not merely abt status tau nggak? Kasihan anak orang yang nyatanya cuma bisa kamu jadiin pelarian biar dianggap keren dan menang dari mantan bahwa kamu bisa nge-gaet anak baru buat dipacarin.

Terus, janganlah jadiin anak orang buat jadi alat biar bisa ngelupain mantan. Yang ada juga ntar kamu ngebanding-bandingin si mantan sama si korban pelarian. Okelah (tapi ini jelas nggak se-okelah yang kalian tebak) kalau misalnya si korban pelarian jauh lebih kece dan lebih plus plus dari mantan. Lah, kalau enggak? Yuuuuck. It’s a trouble, hey!!! Jadi nyesel lagi lho entar! Simple aja sih, jangan pacaran karena butuh status! Addition note: ini bisa jadi dosa tau. Pengeksplotasian perasaan yang salah!

3.   Let it go! Let it go!
Udah kaya’ soundtrack Frozen aja yaa.. Hehehew… Oke guys and girls… Ini adalah saran aku yang terakhir dan yang paling-paling melankolis. Yups, you do need to let it go let it go! I mean, why you should stick on yourself on people who do not need you anymore? Yaa, kan? Mungkin miris sih. But, again and again, that’s the name of life. Yang namanya hidup wajar lah kalau semuanya nggak 100% achieved as what you wish and expect for. Be wise lah, kawan!
Okay, I do know that this is gonna take time. Bahkan mungkin lebih dari yang kalian bayangin. Untuk lover sejati yang cimat (cinta mati; tidak disarankan yaa untuk cinta mati) may be they need abt several years. Tapi yaudahlah, time by time, day by day thing is gonna get better. Intinya, move on bakal menemukan jalannya. Semoga. Berdoa aja banyak-banyak biar kalian dan pangeran ganteng atau putri cantik yang bakal jadi jodoh kalian bakal dipertemukan pada waktunya. You know what? His time is the best! Trust on HIM!

What else????
Kamu mungkin bisa mikir rada negative untuk dapat pikiran lebih positif=
Kalau dia mau jadian sama yang lain, mungkin aja bener kalau dia nggak mau lagi dan udah give up sama kisah cinta kalian yang udah failed. Yah, dia nggak mau memperbaikinya lagi.

Then what? Apa ya? Oiya, mikir miris gini juga gapapa: mungkin aja dia bakal lebih bahagia sama yang lain. Mungkin. Karena cinta tak selalu tentang memiliki. Mungkin. Dan pada akhirnya, kita juga bisa ngambil kesimpulan butuh belajar lebih lagi untuk jadi yang lebih baik, biar dapat yang lebih lebih baik, atau belajar buat milih yang lebih baik. Karena tampang tak selalu sebanding dengan kelakuan. Karena kata-kata tak selamanya lurus dengan kenyataan. Yah, maksudku kita bisa belajar lebih baik lagi untuk kenal dengan lawan jenis yang pantas untuk dijatuhcintai. Ya kan? Hehehe.


Tapi, untuk kalian yang mau ninggalin orang yang kalian sayang demi orang ketiga untuk apapun alasannya, aku cuma bisa bilang:: Apapun alasannya, seorang laki-laki sejati yang memang mencintai wanitanya, pasti bakal nemuin jalan pulang, apapun rintangannya. Dan sebaliknya. Kalau masih ragu, think twice atau 1000 times lah! Ketimbang nyesel kan? :’)

Serahin aja sama Tuhan Yang Maha Esa. Dia bakal nyediain cerita yang terbaik pada akhirnya. Karena apa? Tuhan tak pernah gagal.


Sekian dan terimakasih.

Salam…



Kamis, 24 April 2014

Seperti Apa Harimu?




Ingin saja kulenyakkan kepalaku dalam tidur dan terlelap, pulas, dan nyenyak…
Tapi entah kenapa aku hanya ingin memikirkanmu saja, dan membiarkan jari ini berbicara lewat tulisan singkat malam ini…

Sudah berapa lama tak kulihat lagi batang hidungmu di depan mataku?
Sudah berapa lama tak lagi kujumpai sosokmu yang selalu saja buatku jadi merindu.
Ah, aku tak tau…

Aku ingin bertanya bagaimana harimu, bagaimana kisahmu dengannya? :’)
Lama sudah kita tak saling bercengkrama. Lama sudah kita tak saling tertawa bersama. Ah, jangankan untuk itu, bersalam sapa saja, lima jari di tangan kanan/kiri ku tak kan penuh untuk menghitung kesempatan itu.
Aku, jujur saja merindukan saat-saat dimana kamu dan aku ada dalam 1 ruang dan waktu. Berbagi rasa, dan berbagi cerita. Lalu pelan-pelan jatuh ke tempat yang disebut “cinta.” Apa kau juga sama? Apa kau juga masih menyimpan rasa yang dulu pernah kita kecap bersama?

Atau,,, sedikit demi sedikit kau mulai lupa padaku?
Atau,,, kau mulai berpindah hahti padanya? Maksudku, benar-benar berpindah padanya.
Apa itu sebabnya kau tak pernah lagi memberiku kabar?
Apa itu sebabnya kau tak lagi berucap “selamat pagi” setiap harinya?

Hmm, entahlah. Aku hanya malas jika harus memikirkan masalah kau dan dia.
Untuk kali ini, mungkin mendapat jawaban atas “seperti apa harimu?” saja sudah cukup untukku.

Kau tau? Aku masih sama. Selalu merindu. Selalu menanti. Ya, kamu!