Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Senin, 02 November 2015

How to Deal with Moodiness?

Well, I have several  questions to begin this short writing:
How could actually moody exist?
Why being moody does totally get you annoyed?
Why being moody eventually a disaster for most of situations?


source

Moody is a complex feeling which can ruin your day even for a second. Perfect! Perfect disaster!
In moody situation, you can laugh for 5 seconds and the next second you can cry for the whole day. Crazy!

Rabu, 21 Oktober 2015

5 Ways to Enjoy Your DAY OFF

5 Ways to Enjoy Your Day Off!

Day off is very interesting to most of people, even when it is short or too short instead. On this special day, we are free from working, being on duties and other obligations. We look like a criminal who are set free by “holiday”. Enjoy your (short) day off!  Yeaay!

No matter how short the time is, I am really sure that we are waiting a free day; the time when we are so damn free from the routines. LOL
Well, here are the five things that you can do when you get your day off to make you much more feel alive #halah:::

1.      Get a date with sleeping activity
Uh uh, may be on your working/school days you do get sleepless since there are many waiting lists that are expected to do before the deadline or you are involved in many many many activities. Doing projects, catching lecturers, teaching, doing homework, doing study in group, working as an announcer or whatever it is. You are may be so damn tired. So this is the time for you to get relaxed. Take your pillows, bolsters, and your blanket.  Go and get your nap! Whether for nap or sleep at night, you can have enough sleep now, guys.

Rabu, 14 Oktober 2015

REVIEW: PIXY NAIL ENAMEL R-01

Hey, pals...
How's life?
Long time not being here ya.
Miss me? LOL. Sorry for my narcisism. *selfhittinghead*

Uhm, well,
In this such a late nite, I’d like to share you about something different from the previous posts that I have had here. I won’t show you a galau story, a gaje story, or the meaning; interpretation of a song. Nope. Aha, kepo now? #halah *nyengir kuda*

As you can see from the title, in this nice occasion I am going to share and review one of nail polishes that I recommend to you.

Yeps...
PIXY NAIL ENAMEL.

Kamis, 10 September 2015

Yasudahlah...


            1, 2, 3...
Tiga..
Ya, ini bulan ketiga saat kita sudah lagi tak berstatus in relationship. Apa kabarmu kini? Komunikasi di antara kita saja sudah semakin jarang. Ya, benar-benar jarang. Seakan kamu memang tidak mau lagi peduli atas hidupku. Sepertinya kamu, sama sekali tidak mau tau bahkan secuil saja tentang cerita hariku. Seakan, sepertinya, seolah? Atau… memang itu nyatanya? Entahlah.

            Kulihat pagi tadi, diary ku sudah penuh tentangmu dengan tinta hitam, biru, merah dan warna-warna lainnya. Hidupku begitu berwarna saat denganmu. Masih kamu, dan tetap kamu, dan besar kemungkinan akan berlanjut tentangmu. Aku memang terlalu dalam jatuh ke dalam satu kata dengan ribuan makna itu. Terjatuh dan terperangkap di dalamnya. Ya, kamu. Tentu…

Kamu, apa masih mengharapkanku? Masih menungguiku?
Ah, khayalku saja mungkin. Jangankan untuk itu, mengabariku saja kamu tak lagi mau.

Senin, 03 Agustus 2015

Teruntuk Medan Magnetku

Kepada Kamu, Medan Magnetku…

Kembali  mataku bengkak, sembab, dan sejujurnya masih basah. Aku tidak tau apa yang sebenarnya membuatku sakit. Menaruh hati padamu? Atau justru sebaliknya, menjauhimu?

Sudah 35 hari aku menghilang secara tiba-tiba dari hidupmu. Sejujurnya aku tidak pergi begitu saja, kau masih ingat kan? Sore itu, saat awan hitam menggantung di langit dan rintik hujan mulai turun, aku masih sempat mengucapkan kata perpisahan. Ya, meski katamu aku tidak meninggalkan sebuah alasan yang logis. Aku hanya pergi dengan “maaf” dan alasan klise bahwa tak sebaiknya kamu menaruh hati padaku. Yang tentu saja berarti aku tak berniat melanjutkan kedekatan kita. Yah, walau sejujurnya kita belum berada dalam status “berpacaran.” Tapi kedekatan kita cukuplah menggambarkan apa yang kita berdua punya.

Jumat, 10 Juli 2015

Lupakan Mantan!

Kututup tab ask.fm ku dengan memperhatikan jawaban-jawaban yang kuketikkan tadi. Kusadari tema hari ini adalah “Lupakan Mantan!”. Tepat setelah kubuka tab baru mesin pencari Google, kupilih saja lagu Vidi Aldiano itu untuk dimainkan di winamp.

Kulihat lagi jawaban-jawabanku, ah, tak berubah. Seorang teman bertanya apa kabar, malah kujawab kabarku tidak begitu baik dengan gebetan yang masih suka stalking-stalking mantan. Lalu selanjutnya pertanyaan “liburan mau kemana aja?” dengan jawaban “Ke sebuah tempat yang didalamnya tak ada kata mantan”. Dan akhirnya adalah sebuah pertanyaan dari anonim yang bertanya “kakak alamatnya dimana?” Malah kujawab sekenakku dengan mengatakan “yang jelas nggak stuck sama mantan, non”. Hahaha. Konyol. Tapi, sudahlah. Aku juga tak ingin mengganti jawabanku.

Sabtu, 27 Juni 2015

Mati Aku!

“Hi, suka baca Conan ya?”
Ah, Neptunus! Pekikku dalam hati.

Aku sedang berada di sebuah toko buku ternama di kota ini. Toko buku ini adalah satu-satunya toko buku paling lengkap dan paling nyaman menurutku, pun menguntungkan. Kau bisa mendapatkan potongan harga dengan bergabung menjadi anggota, belum lagi jika bulan baca tiba. Kau bisa panen diskon hingga 70%. Disini nyaman dan tenang. Pengunjungnya rata-rata kutu buku di domain tingkat Dewa dengan kacamata minus 1-7, kutebak saja demikian. Mereka khusuk sekali dengan lembaran-lembaran HVS yang ada di depan mata. Oh ya, disini yang menurutku paling menarik adalah tersedianya tester, ah aku lupa entah apa istilahnya. Buku yang bisa kau baca keseluruhannya. Pengelola toko buku ini adalah orang baik bagiku. Bayangkan saja, aku dan pengunjung lainnya kadang tak membeli 1 buku pun. Kami hanya membaca buku-buku di stan yang memang menjadi konsumsi publik. Menyenangkan bukan?

Rabu, 27 Mei 2015

Serius, Tolong Aku!

Aku berjalan diantara kerumunan rumput yang melambai ke kiri dan kanan ditiup mesra oleh angin semilir senja kali ini. Rambutku dibelai lembut  hingga rasanya bisa kurasakan ubun-ubunku berdenyut. Senja kali ini teduh rasanya. Langit belum begitu terlukis jingga saat aku melangkah dan menyadari bahwa cuaca sore ini cukuplah bersahabat dengan perjalanan singkat kakiku.

          Seraya kulangkahkan kakiku lebih jauh menuju rumahmu sore ini untuk mengembalikan jaketmu yang kau pakaikan padaku 3 hari yang lalu karena hujan, saat itu juga benakku terisi dengan kata “serius”. Entah mengapa tiba-tiba satu kata itu cukup membuatku merasa ragu dna takut. Kata itu cukup mengingatkanku pada laki-laki yang pernah jadi masa laluku. Aha, kau sudah tau kan perkara mengapa kami berpisah? Miris. Lebih baik tak lagi kuulangi ceritaku yang nan menyedihkan itu saat nanti kutanyakan keseriusanmu untuk pertama kalinya.

Sabtu, 28 Maret 2015

90

Siang ini aku menghabiskan lunch time ku di restaurant sederhana dekat kantorku. Aku baru saja menginjak bulan ke tiga bekerja sebagai seorang jurnalis di majalah mingguan yang sedang naik daun 3 minggu belakangan ini. Aku menulis di kolom life style yang berhubungan dengan makanan sehat. Terkadang aku juga dihadiahi topik-topik fashion yang sedang in di negara lain, seperti Indonesia, negara kelahiranku. Ahaa, kau sedang memikirkan hal yang sama denganku? Ah, percayalah, aku hanya menulis karena aku sedikit tahu dan itu juga merupakan tuntutan pekerjaanku.

Soal selera makanan, hmmm, menu-menu makanan yang manis dan berlemak selalu jadi makanan favoritku. Syukurnya, Neptunus berpihak padaku, aku tidak mengalami lipatan-lipatan lemak mengerikan di perutku. Hahaha. Dan fashion? Hulala! Aku bukan typical orang yang fashionable. Hanya saja aku suka membahas gaya berpakaian orang timur dengan beberapa jurnalis fashion lain di kantor tempatku bekerja. Mereka menganggap terkadang aku datang dengan ide brliant dengan pattern eastern-wear yang kubicarakan, seperti batik, kebaya dan songket yang dipadu-padankan jadi pakaian modern teranyar di negara dengan 33 provinsi itu. Entahlah, mungkin dunia memang begitu. Saat orang timur mengatakan orang barat itu keren dengan pakaiannya yang serba simple namun sophisticated, orang barat sebaliknya berpikiran bahwa orang timur tampil dengan sentuhan kultur yang mumpuni dan cantik. Begitu katanya.

Selasa, 10 Maret 2015

10.51-11.08

Aku melihat jam di pojok kanan layar laptopku. Entah mengapa, rasanya hari ini berjalan begitu membosankan, melelahkan dan entah kenapa…menyedihkan. Ya, “menyedihkan” mungkin adalah kata yang bisa aku pilih untuk menggambarkan mood hari ini. Apa ini karena lagu yang diputar oleh sebuah stasiun radio swasta sepanjang sore tadi? Atau karena novel yang kubaca sebelum tidur siangku tadi? Atau karena cerita yang kubaca di facebook tadi? Ada sebuah cerita tentang seorang anak yang selama 12 tahun hidupnya dihabiskan untuk bekerja selama 12 jam tiap harinya dengan jumlah asupan gizi yang tak seimbang. Ah, aku makin sedih… Bagaimana mungkin orang-orang bisa begitu tega? Apa mereka tidak mempunyai anak? Jika tidak, apa mereka tidak mempunyai sanak saudara? Apa mereka tidak pernah jadi anak-anak? Kau butuh asupan yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembanganmu. Mungkin,,, orang-orang harus lebih memperhatikan eksploitasi anak. Ya jelas. Bukan mungkin lagi, tapi harus! Mungkin kita bisa berbicara panjang lebar tentang hal ini saat moodku sudah kembali menjadi riang gembira seperti tadi pagi saat aku memulai hari dengan sebuah senyuman terulas di bibirku.

Senin, 12 Januari 2015

Sekarang?

Mungkin kamu pernah merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasa. Saat kamu mendengar sebuah lagu, kamu merasa tenang, damai dan lelah. Ya, lelah. Ini lagu yang aku temukan saat aku sedang mengotak-atik sebuah website provider MP3 yang kira-kira sudah 3 minggu lalu tidak pernah kusinggahi lagi, sebelum malam kemarin. Lagu ini berjudul Tee Shirt. Kaus, ya lagu barat memang suka membicarakan hal-hal sederhana namun bisa begitu menyesakkan ya. Hahaha.
Birdy adalah penyanyinya. Mungkin kamu baru mendengarnya. Mungkin juga tidak, aku sudah tidak tau lagi sudah sejauh mana taste lagu mu. Lama rasanya sudah tidak berbicara denganmu. Baiklah, ini liriknya. Kuharap kamu suka: