Aku baru mengenal sosok
perempuan ini kurang dari 1 tahun…
Tapi, apa kau tau? Aku
banyak belajar darinya dalam waktu yang relative singkat itu.
Aku tau dia bukanlah
seorang penyabar di masa lalunya…
Namun, luka yang
diterimanya cukuplah membentuk dia menjadi sosok perempuan yang bisa kukatakan
kuat, dan sedikit demi sedikit hal itu juga mulai muncul didiriku.
Dia pernah berkata, “Apa
kau tau? Aku bahkan tak tau jika aku mampu bersabar seperti ini sebelum
luka-luka itu datang menggerogoti hidupku yang kecil ini.”
Dia bahkan masih bisa
tersenyum dengan manisnya, sementara pelupuk matanya sudah digenangi air mata
yang siap untuk jatuh kapan saja.
Aku hanya bisa terdiam
menanggapinya.
Aku tau isi dari setiap bab
perjalanan hidupnya. Semua ceritanya dengan gamblang diceritakannya padaku.
Kadang, kulihat dia
menangis dan hendak menjerit di tengah malam menangisi sosok yang dikiranya tak
akan pernah kembali. Sosok itu bukan mati di telan bumi, bukan juga hilang
selamanya. Dia bahkan masih ada dihidupnya. Dekat.
Hanya saja, waktu telah
merubahnya…
Keadaan telah merenggut
sebagian dari dirinya yang dikenal perempuan itu.
Saat secercah harapan mulai
datang,
Aku bahkan turut berdoa
untuk kebahagiaan mereka yang pelan-pelan timbul. Yaah, harus kukatakan,
secercah harapan itu baru sebentuk cahaya korek api ditengah gelapnya malam.
Bisa kau bayangkan kan? Masih terlalu kecil. Masih terlalu kecil.
Mereka dengan tekun memulai
semua dari awal lagi. Belajar memperbaiki apa yang harus diperbaiki.
Namun, lagi dan lagi…
Kehidupan seakan tak pernah
puas mengajarinya tentang kepahitan.
Kau mungkin akan menangis
saat menonton drama Korea atau film sedih nan romantis lainnya. Namun, mungkin
kau akan menjerit jika kau juga tau apa yang dialami perempuan yang baru
kukenal ini. Terlebih, jika kau duduk disampingnya dan mengamati cerita
hidupnya setiap hari.
Oh, Tuhan…
Aku sangat menyayangi
wanita ini.
Sampai kapan dia akan
bersabar?
Sering kali kutemui dia
tersenyum miris sambil mengetikkan pesan singkatnya untuk kekasih impiannya
yang susah payah diperjuangkannya sampai saat ini.
Kadang, aku bahkan dengan
berani merogoh sakunya dan melihat apa isi pesan singkatnya saat dia tak ada.
Dan kau tau? Aku temukan emot-emot tersenyum nan cantik di sana, padahal dengan
jelas sebelumnya bisa kulihat jika dia menangis.
Apa kau memang sudah
belajar sabar sejauh itu, gadis?
Pernah kau berkata
kepadaku, “Terkadang, ada saatnya kau tak mendapat hal yang kau inginkan.
Belajarlah mengikhlaskan.”
Dan setelah itu, dengan
tegarnya dia mundur perlahan dari hidup laki-laki dan wanita lain itu.
Bagaimana bisa dia dengan
senyum itu bertahan dengan pesan yang jelas-jelas tak diinginkannya untuk
terjadi?
Aku benar-benar
mengasihinya. Sungguh.
Ini bukan sinetron, tapi
kutau, kisah cintanya dengan laki-laki itu tak mudah. Belum lagi ada sosok
wanita lain yang mencoba merantai laki-laki itu agar tak kembali pada perempuan
tegar yang kukenal itu.
Mungkin, perempuan itu akan
kembali tegar, yah atau berpura-pura tegar. Karena kutau, dia akan menghabiskan
beberapa jam malamnya untuk menangis, menghabiskan waktu luangnya untuk
termenung sendirian di depan cermin, lalu menangis lagi…
Tanpa diketahui oleh
siapapun, terlebih sosok yang dicintainya.
Satu hal...
Aku tau, bahwa benarlah
jika perempuan itu dan laki-laki itu sangat mencintai satu sama lain. Hanya
saja, keadaan sekarang tak mungkin dilawan.
Apa kau memang benar setegar itu?
Ah, apapun itu...
Bertahanlah, kau!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar