Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Kamis, 18 September 2014

Kamu dan Nanti

Selamat pagi embun yang masih bergelayutan di dedaunan, selamat pagi burung yang baru saja mengerjapkan mata dari tidur semalam…

Hssshhh, selamat pagi, dunia kecilku yang baru hendak kumulai dari sini. Ya, tepi jalan, gang kecil dimana biasa aku menyerakkan lamunan dan harapan-harapan kecilku untuk setiap kantong-kantong pikiran yang mungkin hampir tumpah dari tempatnya.

Disinilah aku, masih dengan harapanku yang semu, dengan kamu sebagai tokoh utama cerita-cerita khayalan benakku. Aku masih bisa mendengar buncahan riang di dalam kepalaku yang menyuarakan dan meneriakkan namamu saat imajinasi menyulutku untuk berteriak dengan kencang menyebut namamu hanya karena 1 kata; rindu. Oh, tidak! Aku belum segila itu. Jadi tetap, kau masih kusimpan dalam lamunan dan khayalan singkatku sepeninggalankudari rumah menuju tempat tujuanku selanjutnya.

Hey, kamu, sampai sekarang aku masih menyuratimu dengan guratan-guratan senyum tiap pagi saat aku terbangun. Masih berandai-andai jika nanti kita bisa menghabiskan pagi bersama, walau hanya untuk berjalan kaki di seputaran taman kota. Mungkin aku bisa menjamumu dengan sarapan sederhana yang bisa kubuatkan dengan kantong pas-pas an anak kost an kan? Hahaha.

Nanti, saat aku dan kamu bertemu, mungkin aku akan mengajakmu jalan-jalan menyusuri jalan raya dan pusat pertokoan, mengajakmu jajan ke toko kue kesuakaanku di pinggir jalan. Mengajakmu berjalan kaki di bawah pepohonan rindang sekitaran gang rumahku. Mungkin kamu akan suka melihat burung-burung melintas, melihat kupu-kupu kuning, hitam dan biru berlaluan. Tolong katakan padaku jika kamu memang suka, nanti. Kurasa itu akan jadi cerita yang mengasikkan. Berbicara mengenai hal yang tak penting lalu berbagi tawa di sela-sela candaan kita yang mungkin bisa membuat perutmu seperti berisi kupu-kupu yang berterbangan hilir mudik. Kau tau? Aku cukup humoris untuk membuatmu tergelitik lalu bersusah payah menahan tawa yang bisa membuatmu benar-benar terpingkal mendengarnya.

Nanti dan kamu…
Nanti. Nanti. Aku tidak tau kapan waktu tersebut akan menjemputku. Biar saja. Toh aku masih punya waktu yang sangat amat panjang dan sabar untuk menungguimu, masih mempunyai berjuta-juta kantong harapan untukmu. Aku siap menunggu “nanti” yang bisa meletakkanku dalam situasi menemukanmu dengan senyum merekah. Menggamit lenganmu lalu menyusuri jalan-jalan kehidupan yang saat itu mungkin jadi kenangan manis yang tentunya akan siap kurubah jadi kenyataan.

Untukmu dariku, yang selalu mengagumi dari sudut kota ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar