Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Rabu, 27 Mei 2015

Serius, Tolong Aku!

Aku berjalan diantara kerumunan rumput yang melambai ke kiri dan kanan ditiup mesra oleh angin semilir senja kali ini. Rambutku dibelai lembut  hingga rasanya bisa kurasakan ubun-ubunku berdenyut. Senja kali ini teduh rasanya. Langit belum begitu terlukis jingga saat aku melangkah dan menyadari bahwa cuaca sore ini cukuplah bersahabat dengan perjalanan singkat kakiku.

          Seraya kulangkahkan kakiku lebih jauh menuju rumahmu sore ini untuk mengembalikan jaketmu yang kau pakaikan padaku 3 hari yang lalu karena hujan, saat itu juga benakku terisi dengan kata “serius”. Entah mengapa tiba-tiba satu kata itu cukup membuatku merasa ragu dna takut. Kata itu cukup mengingatkanku pada laki-laki yang pernah jadi masa laluku. Aha, kau sudah tau kan perkara mengapa kami berpisah? Miris. Lebih baik tak lagi kuulangi ceritaku yang nan menyedihkan itu saat nanti kutanyakan keseriusanmu untuk pertama kalinya.

          Apalah aku, hanyalah wanita bodoh yang mencoba meraba-raba kepastian dalam harapan-harapan yang kau bangun belakangan ini. Apalah aku, hanya wanita biasa yang terlalu mengagumi lalu perlahan tapi pasti mulai menjadikanmu satu dari sekian topik favoritku dalam doa yang kupanjatkan tiap malam. Siapalah aku, yang hanya mencoba memilikimu dan berharap tak ada gadis lain yang berhasil merebutmu dari keegoisanku untuk memilikimu. Siapalah aku, hanya gadis biasa yang mencoba menjadi satu-satunya kepunyaanmu.

          Kau datang begitu saja saat hati ini benar-benar seperti gelas kosong yang sangat ingin diisi. Kalau mesti dianalogikan seperti kata pujangga, mungkin hatiku sudah seperti gurun pasir yang begitu merindukan hujan, walau rintik juga tak apa. Kau datang saat aku sejujurnya ragu apa masih ada sosok laki-laki yang pasti. Kau masuk kekehidupanku saat semua orang mulai bertanya-tanya kapan aku menambatkan hatiku dengan pria baru. Aku mengharapkanmu dan keseriusanmu, bolehkah?

          Semakin dekat dengan rumahmu, aku melangkahkan kakiku dengan lambat. Pikiranku mulai diisi dengan pertanyaan “apakah aku siap untuk terluka lagi jika memang aku bukanlah target keseriusanmu?”, pertanyaan itu cukup membuatku merasa terampar panas. Aku belum siap, tidak sekarang dan kumohon…jangan.

          Serius? Apa kau serius? Aku hanya menggantungkan harapanku padamu yang mulai diam dengan manis dihatiku. Tolong, jangan main-main dengan gadis bodoh yang sedang menggilaimu sekarang. Serius, tolong aku! Aku hanya tidak ingin hati ini patah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar