Teruntuk malam…
Mungkin benar kau bisa bilang aku kepayahan dalam mengeja pesanmu
hari ini.
Mungkin betul jika kau sebut aku kesusahan melayangkan
pandang pada masa depan.
Aku mengerjap-ngerjap seakan aku sedang ada dalam halimun yang tak
bisa kusingkap kini.
Aku bermegap-megap menyerbu oksigen yang bisa kurasa saat
dada sudah sesak dengan asap hitam yang dibawanya…
Dan hey,
Aku terbiasa mengecap rasa pahit saat tak ada lagi mata yang
menatapku dengan binar jernihnya.
Kau tau, malam…
Meski kau tertawa atas kepayahanku.
Meski kau bersenang atas kepahitanku.
Aku tak akan goyah lalu jatuh dan jatuh ke dalam lubang kemarin.
Terimakasih…
*ditulis pas lagi galau sama tugas TEFL dan gatau mo ngapain, dan ini bukan puisi sih sebenernya*