Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Jumat, 17 Januari 2014

Karena Hidup Tak Pernah Berhenti

Teruntuk: Kamu…
Yang baru saja kehilangan seseorang,
Yang baru saja kehilangan teman ,
Yang baru saja kehilangan pekerjaan,
Yang baru saja putus cinta,
Dan tertimpa musibah lainnya.

Hidup tak akan pernah selalu semanis coklat, atau sewangi parfum termahal yang ada didunia ini.

Kita jelas tau, bahwa hidup tak ‘kan pernah bosan mengantarkan kita pada kesusahan-kesusahan, baik yang terduga maupun tidak. 


Adalah benar, jika kekecewaan adalah buah yang dihasilkannya, Sederhana saja, wajar jika kau bersedih setelahnya. Itu menyakitkan bukan? Bahkan mungkin kamu sudah merasa air matamu sudah tak lagi mau menetes. Bahwa tangis pun tak akan mampu melukiskan bagaimana sakitnya.

Kita manusia, pada dasarnya masalah kita sama. Mungkin, persepsi kadar lah yang menyebabkannya berbeda. Dan ya, jelas saja, cara kita menyikapinya.

Oh, hey… mungkin banyak yang peduli padamu, ada banyak dari mereka yang dengan senang hati menyediakan bahunya jadi sandaran tangisanmu. Ada banyak dari mereka yang bersedia menghapus deras air mata yang mengalir dipipimu.Tapi, apa mereka benar-benar tau apa yang sedang kita rasa? Apa mereka tau rasa sakitnya sejelas apa?
Ah, namun, berterimakasihlah. Langka sudah menemukan orang-orang yang benar-benar berdoa dan memeduliakanmu.

Ini hidupmu,,,
Ini ceritamu,,,

Kadang, oh tidak, tapi sering, ya, sering kali kita dapati banyak yang datang saat kita sedang dihangatkan dengan kata “suka cita.” Ada banyak yang datang, bergabung, lalu tertawa bersamamu. Tapi, saat dinginnya “duka cita” datang menghampirimu, perhatikanlah! Berapa dari mereka yang bersedia menyediakan telinganya untuk ceritamu? Berapa dari mereka yang dengan ikhlasnya berbagi dan menangis bersamamu?

Hidup, hidup. Apa kau bisa lebih sulit dari ini? Kau tau, ini saja sudah mampu mencekat nafasmu dalam hitungan 1 nano detik jika kau tak mampu bertahan.

Ketauilah, kawan…
Walau mereka (mungkin) benar-benar peduli padamu.
Tapi, kurasa…
Hanya kau yang benar-benar tau akan kamu.
Ya, maksudku, cuma kau saja yang bisa dan benar menyayangi dirimu lebih dari mereka yang bisa lakukan.

Mereka mungkin peduli. Tapi, itu Cuma sekedar peduli.
Maka dari itu, perlakukanlah dirimu dengan sebaiknya!

Jangan biarkan kamu benar-benar jatuh dalam kesesakan dan penolakan hidup ini. Manfaatkanlah mereka yang peduli padamu sebagai penyokong sisa-sisa tenagamu.
Jangan biarkan musuh-musuhmu tertawa karena melihatmu terus terpuruk dan jatuh semakin dalam ke jurang kesedihan. Buatlah mereka terdiam dan ternganga saat kau bisa bangun dari bebanmu yang berat itu. Apapun bisa dirubah, teman. Percaya saja!




Berusahalah bangun! Kau masih punya kaki untuk berjalan, kau masih punya mata untuk melihat, kau masih punya telinga untuk mendengar. Tapi, jauh dari itu, kau masih punya hatimu untuk tetap bertahan!


Because life never stops. Keep living in! Keep up your dream!


Sincerely,


Melva.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar