Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Senin, 28 Mei 2012

LDR Buat Aku Jadi Iri?


Malam ini sebetulnya masih sama dengan malam kemarin. Tak ada bedanya. Aku masih disini sendiri. Terserah malam ini malam apa, malam Kamis kah? Jumat kah? Atau malam Minggu sekalipun. Toh tak ada yang berbeda kan? Mengapa aku berkata demikian? Ya, tentu saja. Aku dan kamu terpisah jarak. Pasangan-pasangan lain memadu kasih mereka, khusunya di malam Minggu. Tak jarang kulihat ada yang bergandeng tangan, tertawa bersama, bertatapan mesra. Ya, itu mereka, yang tentu saja bisa bertemu dengan passangannya kapan saja mereka mau tanpa terlalu berpikir panjang tentang jarak yang memisahkan. Dan bagaimana dengan kita? Kita tentu saja tak bisa demikian dengan mudahnya.
            Akutahu, aku dan kamu sudah menjalani hubungan jarak jauh ini bukan hanhya sehari. Aku tahu, kalau kamu dan aku terpisah jauh bukan hanya seminggu. Kita memang tidak terpisah begitu jauh, tidak sampai terpisah negara. Kita hanya sedang berada di pulau yang berbeda. Tapi tetap saja kan, itu LDR alias Long Distance Relationship? Tetap saja kan kita punya status tapi tetap merasa kesepian? Makanya ada yang bilang, “Jomblo dan LDR itu sama, sama-sama kesepian.”
            Aku tak ada disisimu. Kamu tak ada disampingmu. Tapi, kita sama-sama tau. Dan tentu saja memang sama-sama tau, kalau kita saling memiliki. Aku ada dihatimu, dan begitu juga sebaliknya, kamu ada dihatiku.Terkadang, saat aku memikirkan kamu, terlintas juga pertanyaan entah sampai kapan kita harus begini. Entah sampai kapan hanya untuk saling menatap mata satu sama lain saja susah. Entah sampai kapan hanya untuk bergandengan tangan saja susah.
            Dimana kita bisa bertemu? Ups, bukan bertemu, hanya komunikasi sebenarnya. Hanya komunikasi tanpa tau raut wajah kita seperti apa saat sedang berbicara di telfon, saat menuliskan pesan singkat, saat membalas komentar di dunia maya, atau bahkan saat kita saling memikirkan 1 sama lain. Ya, itu kita. Yang tak bisa sesuka hati untuk bertemu, tapi terhalang jarak yang ada.Ya, inilah kita.  Yang jauh di mata dekat di hati.
            Saatku berjalan sendiri, menjalani rutinitasku yang kerap ditemani suaramu, yang ditemani inbox darimu tiap harinya. Lagi-lagi, aku melihat gelak tawa para pasangan yang hilir mudik di depan mata. Kadang juga terlihat olehku pasangan yang satu diantaranya sedang merayu pasangannya yang sedang marah. Terlalu banyak jenis pemandangan visual yang ditampakkan kerumunan pasangan-pasangan lain di mataku.
            Kadang, terlintas dibenakku, sebuah keinginan sederhana. Tapi aku sangat menginginkanya, dan itu begitu teramat menyiksa saat aku terlalu merindukanmu dan tampak dimataku pasangan yang sedang bergandengan tangan. Masih dengan keinginan yang menghantui kerinduanku padamu, entah kapan lagi tanganku boleh terselip di tanganmu, kapan lagi kilau mata beningmu bisa kulihat dengan jelas? Sederhana memang. Tapi aku sadar, walau hanya keinginan yang sesederhana itu, aku tak dapat merengkuhnya dalam waktu yang relatif singkat.
            Apa aku iri dengan mereka? Apa aku sudah lelah dengan sebuah hubungan jarak jauh ini? Apa aku tak sanggup menjalani kisah cinta yang hanya berkomunikasi lewat handphone dan dunia maya? Kurasa bukan, ya tentu saja bukan! Aku hanya terlalu merindu.
            Konsep hubungan yang sedang kita jalani ini memang cukup berat. Bukan apa-apa sebetulnya. Toh cinta aku dan kamu kuat. Hanya saja, lagi-lagi,,, hubungan jarak jauh ini sering menimbulkan masalah kepercayaan diantara kita. Kita kerap berbeda pendapat, kerap berselisih paham, kerap diam dan teguh dengan pengertian sendiri.Cemburu! Itu jadi topic utama, dan mungkin akan selalu jadi topik utama  selama kita menjalani konsep LDR ini.
            Seberapa pelik pun masalah yang ada atau yang aka nada. Keirianku pada mereka yang tidak menjalani hubungan jarak jauh seperti ini tak akan merubah atau mebgurangi rasa sayangku buat kamu yang jauh disana. Semerindu apapun aku padamu, tak akan membuatku mencari sosok baru sebagai pelampiasan rasa rinduku. Aku masih bertahan, dan akan tetap bertahan. :)

Imperfect Person
Melva

Tidak ada komentar:

Posting Komentar