Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Senin, 28 Mei 2012

Apa Tunggu Aku Bilang Putus?


Pagi ini, kudengar suaramu lagi dan lagi… Seperti biasa kamu menyapaku dan bilang “Selamat pagi, selamat hari Minggu.” Kamu tahu? Sekesal apapun intonassi suaraku saat menerima telfon darimu, semangatku selalu bertambah. Pagi ini mungkin suaramu sedikit terdengar beda, itu karena sakit. Tapi masih ada pesan yang sama dalam setiap hela nafasmu.Kamu mengharapkan aku jangan nakal kan? Iya, aku tau kok. Dan dalam riuh rendah suaramu, aku tau perasaan itu masih sama. Mungkin akan selalu begitu. (Semoga) Kamu masih mencintaiku dengan begitu sangatnya.
            Lalu, rutinitasku tiap Minggu bergereja pun kujalani. Ada laki-laki lain yang duduk  disebelahku. Dia adik kelasku. Kenapa bukan kamu yang ada disampingku hari ini? Lagi-lagi masalah jarak. Kita ber-LDR. Tiga huruf yang membentuk hubungan kita. Tiga huruf yang rutin membuat status yang sedang kita jalani ini kerap mengalami masalah. Long Distance Relationship.
            Apa kamu tau? Dalam setiap doaku ada namamu yang terucap. Ada beberapa baris kata yang keluar dari hati ini agar kamu baik-baik saja disana. Curhatanku kepada Bapa tentang kaamu mungkin sudah bertumpuk-tumpuk. Aku Cuma mau kamu disana sehat-sehat saja. Cuma mau kamu selalu ada dilindungan-Nya.
            Selesai bercengkrama dan bersukaria dengan Bapa di gereja lewat doa dan nyanyian. Sesosok laki-laki yang mungkin pernah ada rasa lebih padaku datang menghampiri. Tapi, tunggu dulu, kurasa dia dulu hanya bercanda. Sekali lagi, mungkin dia hanya bercanda. Tak serius berkata “Maukah kau jadi pacarku.” Sudahlah. Lalu tangan kita berjabat layaknya teman lama. Sebetulnya semuanya biasa saja. Sangat biasa malah.
            Lalu, sedikit kesalahpahaman terjadi, saat kamu menelfonku disela-sela percakapan dan candaan antara aku dan teman-teman perempuanku. Seseorang diantaranya meneriakkan aku ditembak dengan dia (yang tadi berjabat tangan denganku) lalu,,,, tiba-tiba saja,,,,, suaramu diujung sana berubah nadanya. Aku tahu, dan paham,,, itu cemburu kan? Itu kesal kan? Sedikit perdebatan ada tercipta untuk beberapa saat. Lalu, begitu saja, pesanmu tak kubalas, tentu saja untuk sementara.
            Masih dengan ber-having fun dengan temanku, lagi-lagi panggilan telfon dihapeku bordering kembali. Seperti biasa itu dari kamu.
“Hallo,” kataku
“Udah di rumah?,” ujarnya diseberang sana.
“Belum, masih di mall,” balasku.
“Ngapain? Mau cuci mata ya?”
-----Hening-----
Tit tit tit.,,,, dan telfon pun terputus, ya aku memang yang memutuskannya.
            Entah sehina apa aku sampai kamu tuduh begitu. Tak hanya sekali aku dicurigai. Bukan hanya ini saja kali kamu menuduhku punya atau hendak mencari yang lain. Teman-temanku risih dengan panggilan telfon darimu yang hari ini selalu saja bernada curiga.
            LDR sepertinya menenggelamkan kepercayaanmu padaku. Entahlah maksudmu apa. Kita sering beradu pendapat tentang orang ketiga yang sama sekali tak ada. Kamu selalu mempermasalahkan siapapun laki-laki yang berada didekatku, meski kamu tau kalau aku nggak -punya hubungan apa-apa dengannya/mereka.
            Saat aku duduk disamping adik kelasku tadi saja, kamu marah. Ya ampun, berlebihan klan??? Semua karena sayang? Tapi apa harus dengan cara yang seperti ini? Marah dan terus mempermasalahkannya? Masih banyak rentetan kisah kecemburuanmu yang tak beralasan kuat yang ada didaftar memoriku.Bahkan, waktu 24 jam pun mungkin tak akan sanggup untuk menuangkannya disini. Haaah, mungkin jengah yang tadi siang kurasa.
            Sampailah aku dititik didihku. PUTUS. Ya, itulah yang terlintas dibenakku. Cuma kata itu yang bisa memadamkan api cemburu yang bersarang dihatimu. Kalau 1 kata dengan 5 huruf itu sudah keluar dariku, barulah kamu mau diam, dan mengalah.
            Apa harus tunggu aku bilang putus dulu? Apa perlu begitu terus untuk mendamaikanmu dengan rasa cemburumu? Jawab!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar