Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Jumat, 11 Mei 2012

Saat Cinta yang Lama Datang


Aku dan kamu telah berbagi kisah, rasa, dan cinta. Mungkin benar jika kita masih belia, masih terlalu muda untuk mengukir cerita seperti yang kita punya dan kita damba.  Kita masih diawal permulaan cerita. Ya, kita masih diujung jalan ini.  

Mungkin kita belum mampu, atau bahkan tak mampu untuk menjelaskan apa yang sudah pernah kita bagi bersama. Mungkin kita tak tahu bagaimana cara menjelaskan apa yang kita punya. Aku dan kamu. Cinta yang muda dengan rasa yang dan kisah yang besar. Kita sama-sama tahu apa yang kita maksud. Ya, kita sama-sama saling mengerti.

Dan sekarang…
            Sebuah cinta yang dulu penuh gelora, yang dulu berkobar ria kembali masuk menerobos diding aku dan kamu. Dia kembali. Saat cinta yang lama datang menyapa… ya, mungkin getar yang redup itu sedikit tersulut dan memercik mencoba memutar ulang kenangan singkat aku dan sosok itu. 

            Dia yang disana tak urung mengucap rindu. Tak jengah mengucap rasa yang dulu pernah ada dibalik sederet tulisan cinta, dibalik segurat kata “sayang.” Rindu kita tak saling menyapa lagi. Rindu kita tak saling ramah dan manis lagi. Itu hanya kisah lalu yang seharusnya terpendam bersama rasa sakit yang sudah lama dia tinggalkan. Rinduku tak ada lagi yang berujung padamu.

            Sekarang dia datang untuk menjemput aku dan berusaha melepas genggaman aku dan kamu. Entahlah,aku tak tau apa yang dia rencanakan. Entah apa yang dia maksudkan kembali saat aku dan kamu sudah saling berpegangan tangan. Sementara saat aku sendiri, dia tak mau walau hanya memalingkan pandangan ke arahku yang bersandar pada tiang kesepian. Malah, dia sepertinya tertawa riang bersama yang lainnya. Bergembira atas luka yang sudah dia tanam dan berbuah pahit yang selalu memenuhi hari-hariku. Entah kenapa sosok gelap itu justru datang sekarang. Seolah mau memperbaiki masalah pelik yang ada. Kemana saja dia kemarin? Jawab tanyaku yang membuat sesak nafas ini!

            Terlambat sudah,cinta lama!
            Saat sederet kata manis dan terkesan tulus itu terbaca oleh 2 bola mata yang sudah berair ini. Seulas senyum miris akhirnya sampai dan merekah dari 2 belah bibir ini. Entah “tulus” yang seperti apa yang dimaksudkan dalam pesan singkat itu. Tulus mencinta, atau malah tulus untuk melukai? Hah, entahlah. Dia memang penuh tanda tanya. Tapi aku tau, tak perlu ku bingung tuk menghadapi hadirnya dia dalam hidupku dan hidupmu,,, ya hidup kita. Tentu saja.

            Aku pernah berlayar dan karam bersamanya. Tunggu,,, apa benar begitu? Ya, mungkin benar. Kuulangi lagi pertanyaan berisi keraguan itu berkali-kali. Mungkin karena aku sudah tak ingin mengingtnya lagi. Benar-benar tak ingin.

            Jengah! Itu yang kurasa tiap deretan kata-kata sok manis itu datang untuk kesekian kalinya. Buat apa dia kembali? Cukuplah rasa itu mengembang saat aku masih terlalu polos untuk mengenal apa yang disebut dengan "C-I-N-T-A". Cukuplah rasa itu hidup saat aku masih terlalu lugu untuk menyadari bahwa dia hanyalah sosok bermulut manis yang pastinya tak ingin kulibatkan lagi dalam hidupku yang baru.

            Sekarang, aku sudah punya kamu.
            Kamu dan dia. Dia yang pertama jadi sosok yang selalu memenuhi inbox hapeku. Lalu, kamu datang saat aku dan dia bukan lagi apa-apa. Kamu jadi sosok baru yang terlibatdalam rutinitas hari-hariku selepas kepergiannya. Kamu yang mampu mengisi ruang kosong dalam hati ini. Itu kamu! Dan hanya kamu!

            Dia, apakah pernah indah dalam hidupku? Mungkin ada beberapa kenangan manis. Tapi, goresan luka itu terbuka lagi dan dengan jelas mengikuti rentetan kenangan rasaku dan rasanya. Luka itu terlalu sakit untuk bisa pulih dan disembuhkan dengan kenangan manis yang tak seberapa.

            Sudah! Aku tak akan pernah berkata “ya” untuknya. Aku tak akan pernah menganggukkan kepala untuk memulai dari 0 bersamanya. Aku tak akan pernah mau dan kembali padanya lalu menjemput dan memanen bulir-bulir air mata dan membiarkan luka yang lebih sakit nantinya yang kan datang untukku. Ya, hanya untukku. Karena aku tau, pribadimu masih sama dengan yang lalu. Meskipun kau berubah dan mau mencinta dengan cara yang mungkin kan tak terduga manisnya. Tapi seperti kataku tadi, aku tak akan kembali menari bersamamu. Aku tak akan menyambut tanganmu...

            Dia dan kamu! Tentu saja aku lebih memilih untuk tetap bertahan bersamamu. Meski raga kita tak bisa bertemu sekarang, meski mataku tak mampu menatap beningnya matamu sekarang. Tapi nanti, besok, lusa, atau entah itu kapan. Aku masih dengan yakin dan akan terus percaya bahwa kita akan bertemu lagi. Menggenggam cinta yang sama. Menjaga dan membiarkannya tumbuh subur dihidupmu dan dihidupku.

            Entah bagaimana nanti akhirnya, entah bagaimanan nanti jadinya aku dan kamu kan berujung. Kita tak tahu akan jadi seperti apa cinta yang sedang kita bangun dan kita pelihara sekarang. Tapi ketahuilah bahwa aku tak pernah menyesal untuk pernah jadi bagian hidupmu. Aku tak akan pernah bosan berharap bahwa kamu adalah labuhan terakhirku.

Ya,,, aku juga tidak pernah bersedih karena menjawab “tidak” untuknya. Aku masih disini, berdiri sendiri, setia menunggumu kembali. Dan itu PASTI!

Saat cinta yang lama datang,
Saat cinta yang dulu kembali,

             Cukuplah dengan kata “tidak” aku menolak. Hanya dengan doa dan harap, semoga dia bisa dapatkan pengganti yang lebih baik dariku. Dan dengan sungguh-sungguh aku meminta, semoga luka yang dulu kau beri untukku adalah luka terakhirmu untuk sosok yang disebut “perempuan.”




Terimakasih. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar