“Hi,,, apa kabar?” “Tadi kamu ke toko buku kan?,” “Mau
pergi sama siapa?,” “Apa aja cerita hari ini?” Ah, banyak pertanyaan yang ingin
langsung kuucpakan padamu. Namun lagi-lagi ada hal yang membentangiku untuk
sekedar menyapamu ringan hari ini. Sejujurnya bukan hanya hari ini. Tapi dari
dulu,bahkan mungkin untuk seterusnya ke depan nanti.
Lagi dan lagi, buku diaryku penuh tentang kisahmu.
Lagi dan lagi, inbox di hapeku penuh darimu, walau isinya hanya “Ya,” “Thanks
ya,” “Siip,” “Ok,” dan pesan-pesan lainnya, yang isinya tak jauh berbeda dari itu.
Mungkin kau tak tahu kan betapa berharganya 1 sms mu. Walau sekedar menanyakan “Tugas
kemarin kapan dikumpul?,” “Ada PR nggak?”
Aku selalu setia menunggu sms mu. Dan aku tak pernah jengah walau kau tak sadar bahwa sedang dirindukan olehku, pengagummu. Lagi dan lagi, namamu tak pernah lepas dalam setiap doaku. Kau pasti tak tahu kan tentang doakuatau curhatanku yang selalu kukirimkan buat Tuhan tiap harinya. Menyenangkan rasanya saat pagi hari bisa melihatmu tersenyum, meski kau tersenyum untuk yang lain. Adalah anugrah rasanya, bisa mendapat tegur sapaan hangatmu walau jelas kau tak hanya menyapaku. Adalah kebahagiaan saat bisa mengamatimu dari jau. Kau, lebih dari indah. Aku tak pernah lelah, aku tak pernah lelah.
Aku selalu setia menunggu sms mu. Dan aku tak pernah jengah walau kau tak sadar bahwa sedang dirindukan olehku, pengagummu. Lagi dan lagi, namamu tak pernah lepas dalam setiap doaku. Kau pasti tak tahu kan tentang doakuatau curhatanku yang selalu kukirimkan buat Tuhan tiap harinya. Menyenangkan rasanya saat pagi hari bisa melihatmu tersenyum, meski kau tersenyum untuk yang lain. Adalah anugrah rasanya, bisa mendapat tegur sapaan hangatmu walau jelas kau tak hanya menyapaku. Adalah kebahagiaan saat bisa mengamatimu dari jau. Kau, lebih dari indah. Aku tak pernah lelah, aku tak pernah lelah.
Entah kau yang terlalu tak peka? Atau aku yang
terlalu pengecut untuk berkata? Kita berada dalam lingkup yang sama. Seharusnya
kau sudah bisa membaca apa yang aku rasa. Tapi tunggu, apa aku terlalu ahli
dalam menutupi rasa ini? Sepertinya tidak. Peluhku sering mengucur deras saat
harus berbicara lebih dari 1 kalimat denganmu. Tanganku selalu gemetar saat memberikan
buku catatan yang hendak kau pinjam. Lututku seolah tak mampu menopangku berdiri saat berhadapan denganmu. Dan aku selalu gugup saat mata kita saling
bertemu pandang secara tidak sengaja. Sejujurnya lebih dari gugup. Rasanya suhu
disekitarku meningkat 100x lipat. Sensasi yang luar biasa. Terserah kalian mau
anggap apa. Tapi itu nyata. Jantungku rasanya ingin melompat dari tempatnya.
Aku jatuh cinta.
Sebut saja aku pengecut, yang bisa angkat bicara
soal rasa lewat tulisan. Sebut saja aku pengecut, yang tak pernah berani
mengucap apa yang kurasa. Terserah. Aku tak peduli. Selama tak ada yang terugi. Selama aku menyukai untuk
seperti ini. Aku akan jalani apa yang aku mau.
Secret admirer. You can call me with that name. What
do you think about this kind of status? Well, I think secret admirer is the person
who volunteers to adore someone without being selfish. Without any feeling to
get much payback for his/her love. Without known by the person that she/he’s
admiring. It's me.
Sulit ya? Mungkin begitu, Tapi kujalani itu dengan
ikhlas, seikhlas-iklasnya. Aku tak menginginkan ada seorang pun yang tahu kalau
aku mengaguminya selama ini. Hanya Tuhan yang tahu sampai sejauh ini.Kapan
kulepas status “Pengagum Rahasia” dari jati diriku? Entah. Kutunggu kau sampai
peka. Kalau kau tak peka juga? Ya, sudahlah. Aku bukan pejuang cinta yang bisa
diandalkan. Masih terlalu takut untuk mengangkatnya ke permukaan. Terlalu sulit
untuk mengucapkan “Aku,,, suka kamu” untukmu.
Biar saja kusandang status ini sampai pada akhirnya.
Kalaupun kita tak berujung untuk bersatu. Aku tak menyesali diriku. Tak apa bagiku
melihatmu bahagia walau tak denganku. Asal kau masih bisa menghasilkan senyum
yang bisa menghiasi hariku. Asal kau masih ada dalam hariku. Atau, paling tidak
asal kau masih ada dalam benakku.
Tapi, perkara yang sama. Semoga kau peka. Aku
meminta dalam doa. Dan aku mengharapkannya. Berharap kau tahu apa yang aku
rasa. To wait for you? Nothing to lose.
Loving you is not hard. But to be with you? It seems so hard. I have mouth, but I can’t speak what I want. Pliss understand!
Your true secret admirer. :)
berjuaaaangg.... :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus