Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Kamis, 12 Juli 2012

Cerita Sebelum CINTA


Sebelum kita saling menyapa, sebelum kita kenal satu sama lain. Kamu masih sosok yang ‘sama’ kan? Yang setiap harinya kerap mengundang perhatian perempuan mana pun untuk focus kepadamu. Kamu masih di sosok itu. Yang memandang perempuan, hanya sejauh paras dan raga. Benar begitu bukan? Itu kamu dulu. Kamu yang sebelum bertemu aku.

Bukan merasa terlalu percaya diri atau apa. Bukan merasa sok hebat atau apa. Entahlah bagaimana melukiskannya. Saat aku dan kamu mulai bicara, saat hati kita mulai terbuka. Ya, semua sepertinya tak lagi sama.

Kamu datang dengan membawa senyuman baru buatku. Kamu berhasil menggantikan tempatnya yang pernah mengisi hatiku. Kamu mengisi kekosongan yang ada. Kamu mampu mengubur luka lama. Kamu hadir dengan tawa gembira. Namun terkadang membawa kesal saat kamu dekat dengan yang lainnya. Entahlah. Kita waktu itu belum ada status. Kita hanya teman. Teman dekat mungkin. Atau abang-adik yang sangat akrab.

Hari-hariku tak lepas dari kamu. Tak jarang kita berbagi cerita dan masalah yang ada. Nyaman, dan damai. Mungkin itu adalah dua kata yang mampu menggambarkan komunikasi kita. Seolah saja kita mengerti dan paham apa yang harus kita ucap dan perbuat dalam setiap detik, menit, hari, minggu, bulan, dan waktu yang berbeda.

Kamu bilang, adanya aku buat hidupmu jadi lebih berwarna. Kita waktu itu (masih) belum punya status yang jelas. Tapi kita bisa merasakan kecemburuan yang ada saat diantara kita dekat dengan sosok lain. Susah bagaimana menjelaskannya. Mungkin disaat itulah rasa yang disebut “sayang” hadir di antara kita.
 
Sehari tanpa perhatian atau komunikasi dariku mungkin membuatmu berhasil mencapai klimaks kegalauan. Satu hari bertengkar denganmu? Merubah moodku yang ceria, berubah jadi 180 drajat berbeda. Ya, itu tanda-tanda ada rasa yang ingin diraih. Kita butuh status yang lebih. Kita butuh kejelasan.

Bukan hanya 1 Minggu kita bicara tanpa tatap muka. Bukan juga 1 bulan. Bukan 5 bulan. Ah, panjang rasanya. Itu sebuah long distance relationship. Tapi jelas saja waktu itu, relationshipnya bukan “aku dan kamu pacaran.” Mungkin itulah masa pendekatan kita. Masa pendekatan yang rumit. Cerita kita terbagi kemana-mana. Tak jarang kita seperti sepasang kekasih yang bertengkar tapi tanpa ada bubuhan kata “pacar.” Tak jarang juga kita tersenyum seperti merindu kekasih, walau status itu belum ada. Kamu dan aku, ya… Kita sama-sama mengerti bukan?

Mungkin… Tuhan mengirimku untuk membuka mata hati dan pikiranmu mengenai sosok yang disebut dengan perempuan. Perempuan tak hanya sebatas “fisik.” Sekarang, kamu sudah tau rasa dan bedanya kan? Bahwa kasih sayang dan perhatian itu bisa melebihi raga. Bahkan kamu pasti sudah mengerti, bahwa kedua hal itu bisa mengalahkan faktor “fisik” yang dulu kulihat sebagai pertimbanganmu yang pertama.

Semoga,,, aku bukan hanya sebagai alat penyadarmu. Tapi juga sekaligus sebagai pasanganmu mulai sekarang sampai seterusnya. Tak ada salahnya berharap dan berusaha bukan? Love will find a way. :)



Melva :)

6 komentar:

  1. Perempuan tak hanya sebatas “fisik.”
    Sepakat dengan kalimat ini.
    Sayang banget banyak yang masih gagal paham tentang ini....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa bang. Bener itu. Kita sebagai kaum perempuan kan butuh dihargai. (Kita???)

      Hahahhaa. :D

      Hapus
    2. *mendadak pengen ngondek*

      Hapus
    3. Abang mah udah sering Live ngondeknya....
      Kamunya aja nggak nyetel ke channelnya abang :p

      Hapus
    4. hahhahaha,,, gak pake parabola bang. * masih musim yah?*

      Hapus