Melva Sari Simangunsong

Dear people, this blog is not truly and merely about me n my life only. I am a random-post-writer. So I post everything in my mind.The thing that I wrote is not all about me, n not all about you. Thanks. :)

Jumat, 06 Juli 2012

Jangan Menyerah, Kawan-kawan!


Dedicated for: My lovely two close friends.
            Tahun lalu, aku sama dengan kalian. Pernah menghadapi rasanya duduk dibangku dengan waktu yang terbatas untuk menyelesaikan ratusan soal SNMPTN. Ujian yang memegang peranan penting dalam penentu masa depan. Aku bergerilya disana. Mencoba merangkak, meraba, membaca dan menerawang jawaban dari keterbatasaku. Akhir Juni tahun lalu, aku dinyatakan lulus. Air mata bahagia yang kutunggu-tunggu tercapai jua. Dan sekarang, aku berkuliah di universitas negeri setempat. Jujur saja, aku bersyukur!
Kemudian…
            Tahun ini, gilira kalian, 2 teman sepermainanku, dan jutaan peserta lainnya… Juga mengikuti SNMPTN. Kalian, 2 temanku, belajar dengan tanpa mengenal lelah. Pagi-Malam ikut menghadapi kelas bimbel yang jadi tempat mempersiapkandiri. Belum lagi mataku yang sering melihat kalian membaca buku di rumah. Usaha kalian, membuatku bangga. Dan sedikit membuatku minder. Sebab, tahun lalu, aku tak ada seambisius dan semaksimal kalian dalam mempersiapkan diri. Salut.
            Hari SNMPTN pun tiba, dengan berbekal doa restu dan senjata ilmu yang kalian punya. Kalian merayapi soal-soal SNMPTN tersebut dengan perlahan. Satu demi satu pun terisi. Bagiku, kalian sudah melakukan yang terbaik. Kalain sudah melakukan apa yang jadi bagian kalian. Mungkin hanya 1 kalimat yang bisa kukatakan pada kalian. “I’m being proud of you, girls.”
            Lalu, hari-hari pun berlalu. Malam yang dinanti-nanti pun tiba. Pengumuman mengenai anak bangsa. Kemanakah cita-citanya? Akankah ada lampu hijau? Atau malah harus terhenti? Memang bukan aku yang mengikuti SNMPTN. Tapi kau tahu, aku sama gugupnya menanti hasilnya. Dua teman baikku sedari kecil, masa depan mereka tertera di layar komputer yang besarnya tak seberapa. Masa depan mereka hanya tergantung pada 2 pilihan. “Diterima,” atau “Tidak Diterima.” Aku gugup. Kulihat wajah kalian tak terlepas dari cemas., Jari-jari kalian mendingin seperti batu es. Lutut kalian mulai tak seimbang untuk menopang berjalan.
            Beberapa menit sebelum pengumuman, doa telah kita panjatkan. Kita telah percayakan apa yang keluar nanti adalah hasil yang terbaik. Kita yakin itu. Amiin.
            Aku jadi saksi cerita pengumuman SNMPTN kalian. Aku yang  mengetikkan nomor peserta, tanggal lahir dan mencocokkan kode verifikasi kalian. Ada 3 pasang bola mata yang tak ingin berkedip saat melihatnya.
            Tapi, saat lembaran pengumuman tersebut mulai tampak semua. Apa kau tahu hasilnya? Entahlah! Apa yang salah? Apa yang Tuhan rencanakan bagi mereka. Kata “Tidak Diterima” itu dengan warna hitam tebalnya terpampang untuk masing-masing mereka berdua. Sungguh, aku saja yang hanya teman mereka merasa terpukul. Kukira mereka tak pantas untuk itu. Mereka itu… Ah… Aku bertanya-tanya.
            Butiran dan tetes air mata pun mulai mengalir.Wajah yang tadinya penuh semangat berubah jadi wajah yang dingin, diam, tak ingin bicara banyak. Aku hanya bisa memberikan puk-puk pada kalian. Masih belum terima mungkin. Masih bertanya-tanya. Aku tak percaya.
Aku tahu, malam itu mungkin jadi malam tergalau buat kalian. Malam dimana kalian mungkin lebih senang menyendiri dan berbagi cerita ditemani guling yang erat kalian peluk.
            Inilah yang tak kita tahu, dan tak pernah kita tahu. Tuhan masih punya jalan lain. Tuhan sudah mempersiapkan masa depan kita. Apa yang Tuhan mau, jauh lebih indah dari apa yang kita inginkan. Ada jalan dan selalu ada jalan dari-Nya untuk mereka yang mau berusaha.

Jangan menyerah kawan! Selagi lututmu masih sanggup untuk berdiri, jangan rebahkan badanmu pasrah!
Selagi kau masih punya mulut, jangan bilang “tidak” sebelum ada usaha.
Masih ada jalur lain. Masih  ada kesempatan.
Ya, masih ada jalan.
Kuatkan hatimu, teman.
Aku sayang kalian.
            Tuhan, kutitipkan 2 teman baikku pada-Mu. Apa pun yang jadi keputusannya. Aku tahu, itu tak lepas dari campurtangan-Mu. Hapuslah air mata mereka! Gantilah hal itu jadi tangisan kebahagiaan nantinya. Aku percaya pada-Mu. Rencana-Mu indah pada waktunya. Terimakasih Tuhan. Amin.


Melva :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar